Lanud Cibeureun Tasik Cikal Bakal Penerbangan AURI
Pembentukan Lanud Wiriadinata
Pada awalnya Lanud Wiriadinata ini adalah Lanud Cibeureum Tasikmalaya yg terletak di Kelurahan Setiajaya, Setianegara, dan Setiaratu di Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya dan merupakan peninggalan penjajahan Belanda yang dipergunakan sebagai tempat landing serta take off pesawat-pesawat militer Belanda, begitu juga pada masa pendudukan Jepang. Setelah Jepang rnenyerah pada sekutu dan Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, rakyat Indonesia menghimpun kekuatan untuk merebut kekuasaan dan Jepang, diantaranya Lapangan Udara.
Pada bulan September 1945 anggota-anggota teknik pesawat di Pangkalan Udara Andir Bandung mendapat berita, bahwa Lanud Cibeureum Tasikmalaya telah berhasil dikuasai oleh para pemuda dan rakyat Tasikmalaya. Ini menjadi suatu kegembiraan dan kebanggan tersendiri bagi para insan dirgantara serta menimbulkan motivasi untuk segera memanfaatkan fasilitas yang ada.
Berbekal kecintaan terhadap bendera negara yaitu merah-putih, tanggal 27 Oktober 1945 Basir Surya dan Tjarmadi, dengan peralatan seadanya memperbaiki pesawat Curen peninggalan Jepang dan diberi identitas dengan tanda Merah Putih dengan memberi warna putih pada bulatan merah bendera Jepang dan berhasil diterbangkan oleh Adisutjipto mengelilingi lapangan terbang Maguwo Yogyakarta. Kemudian, dengan dibantu delapan orang teknisi dan Pangkalan Udara Andir kembali memperbaiki pesawat Nishikoren dengan tanda segi empat merah putih dan diterbangkan oleh Adisutjipto tanggal 7 Nopember 1945 dengan mengelilingi Tasikmalaya selama 30 menit.
Pembukaan Pangkalan Udara Cibeureum Tasikmalaya dilaksanakan pada tanggal 13 April 1946 dengan diadakan pameran dan pekan penerbangan untuk memasyarakatkan minat dirgantara serta penerbangan formasi dengan route Yogyakarta-Tasikmalaya-Wirasaba-Sala-Madiun-Malang pada tanggal 15 April 1946, dengan penerbangnya ; Husein Sastranegara, Tugiyo, Santoso dan Wim Prajitno. Penerbangan formasi selanjutnya tanggal 10 Juni 1946 dengan 5 pesawat Cureng dan Pangkalan Udara Maguwo menuju Pangkalan Udara Cibeureum, dengan penerbangnya:
1. Komodor Muda Udara A. Adisoetjipto dan Opsir Udara II Husein Sastranegara
2. Komodor Muda Udara Prof. Dr Abdurahman Saleh dan OMU III Toeloes Martoatmodjo
3. Opsir Udara II H. Sujono dan OMU III Kaswan
4. Opsir Udara II Iman Suwongso Wirjosaputro dan Opsir Udara III Sunarjo
5. Opsir Udara II Iswahjudi dan Opsir Udara III Makmur Suhodo.
Opsir Muda Udara (OMU) I Basir Surya diangkat menjadi Komandan Pangkalan Udara Cibeureum yang pertama dengan Surat Keputusan No. 33/Peng tanggal 30 Nopember 1946 yang merangkap sebagai Kepala Tekhnik Udara. Sedangkan serah terima lapangan udara Cibeureum dilaksanakan setelah diadakan perundingan antara Pemerintah Indonesia dengan Belanda KNIL pada tahun 1950.
Pada tahun 1970-an Lanud Cibeureum Tasikmalaya ini, pernah digunakan untuk penerbangan sipil oleh maskapai penerbangan Bouraq dengan rute Bandung-Tasikmalaya-Cilacap. Namun, usaha itu berhenti karena tingkat okupansi pesawat yang tidak memadai. Saat ini Landasan Udara Wiriadinata berfungsi sebagai pangkalan udara TNI Angkatan Udara.
Pada hari Kamis tanggal 12 September 2001, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Hanafie Asnan meresmikan penggantian nama Lanud Cibeureum Tasikmalaya menjadi Lanud Wiriadinata dengan Surat Keputusan Nomor Skep/100/IX/2001 tanggal 12 September 2001 tentang Penggantian nama Lanud Tasikmalaya menjadi Wiriadinata. Penggantian nama tersebut berasal dari usulan Paguyuban Masyarakat Pasundan mengingat besarnya jasa Wiriadinata selama masa revolusi pembangunan TNI AU sejak 1946.
Siapakah Wiriadinta itu? Marsda (Pur) RHA Wiriadinata kelahiran 15 Agustus 1920 di Situraja, Sumedang itu pernah menjadi Panglima Komando Pasukan Gerak Cepat (PGT) dan Panglima Komando Gabungan Pendidikan Paratrop. Selain itu juga pernah menjadi Wakil Gubernur DKI, dan anggota Dewan Pertimbangan Agung.
Inilah sejarah singkat Tentang Lanud Wiriadinata, semoga info ini bisa bermanfaat & kita bisa jadi lebih mengetahuinya.
By : Asepta El Virgoth
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar