Nu Tos Ningal Ieu Blog

Sabtu, 24 Oktober 2009

Harimau Siliwangi

Blog Entry HARIMAU SILIWANGI Aug 15, '08 5:36 AM
for everyone

Jika kita ke Jawa Barat, jika kita perhatikan dengan seksama, ada satu nama yang paling sering digunakan di tiap daerah. Baik untuk nama jalan, gedung, stadion, kelompok, institusi atau nama lainnya. Nama itu adalah Siliwangi. Setiap tempat di Jawa Barat hampir dipastikan ada jalan yang bernama Siliwangi. Di beberapa tempat digunakan sebagai nama Stadion, Universitas, Kelompok kepemudaan bahkan sampai nama sebuah institusi militer setingkat kodam.

Selanjutnya bila lebih seksama, biasanya nama/kata Siliwangi akan selalu berdampingan dengan Harimau. Seakan-akan gambar/wujud harimau tersebut merupakan kata ganti dari Siliwangi. Gambaran harimau pun cukup beragam, baik cuma diwakili oleh kepalanya, wajahnya maupun gambaran badan harimau secara utuh.



Apa, Siapa itu Siliwangi ?

Siliwangi berasal dari kata Sili(h) dan Wangi. Yang jika diartikan secara utuh adalah Pengganti (Prabu) Wangi. Maksudnya adalah Siliwangi diberikan kepada raja-raja yang menjadi pengganti Prabu Wangi. Sedangkan Prabu Wangi(sutah) sendiri adalah gelar untuk Prabu Niskala Wastu Kancana raja dari kerajaan Sunda (=Pajajaran) ke-32 sejak Prabu Tarusbawa. Wilayah kerajaannya sendiri kurang lebih meliputi provinsi Lampung, Banten dan Jawa Barat sekarang.

Sudah menjadi pengetahuan umum terutama bagi masyarakat Jawa Barat, bahwa Siliwangi merupakan gelar bagi raja di kerajaan Pajajaran. Namun belum banyak yang tahu bahwa raja yang mempunyai gelar Siliwangi adalah tidak hanya satu. Setidaknya ada enam raja yang bergelar Siliwangi. Mereka adalah Jaya Dewata, Surawisesa, Dewata Buana, Ratu Sakti, Nilakendra dan Surya Kancana.



Hubungan Siliwangi dan Harimau

Kadang kalau kita renungkan apa hubungannya antara Siliwangi dengan Harimau ?.

Ada sebuah mitos yang saya ketahui sejak kecil, mitos tersebut menceritakan bahwa Prabu Siliwangi saat terdesak oleh musuh, pergi ke Gunung Sancang lalu menjelma menjadi harimau dan akhirnya menghilang (Nga-Hyang). Mitos ini tertutur secara turtun temurun, bahkan bisa dipastikan semua masyarakat Sunda tahu tentang mitos ini meskipun ada perbedaan versi. Karena begitu meresapnya mitos ini di masyarakat Sunda (Jawa Barat), keterkaitan antara nama Siliwangi dan Harimau dapat dipastikan dari mitos ini.

Akibat mitos ini, sampai-sampai sempat saya mereka-reka bahwa orang sunda itu jaman dulunya gagah-gagah sehingga dipersamakan bagai harimau. Dan prabu Siliwangi itu orang yang sakti sehingga dapat menghilang. Rekaan saya itu mungkin ada benarnya juga, namun untuk sekarang belum bisa masuk nalar saya. Mungkin ada yang bilang memang orang jaman dulu begitu adanya. Tapi saya rasa tiap mitos ada penjelasan logisnya, ada pemicunya atau ada kisah sebenarnya yang tertutupi oleh pengaruh-pengaruh bunga-bunga cerita dari si petutur, karena mitos ini merupakan kisah lisan yang diwariskan dari mulut ke mulut.



Prabu Siliwangi, Nga-Hyang dan Harimau

Apakah benar manusia bisa menjadi harimau ? Apakah benar Pabu Siliwangi menghilang? Siapa Prabu Siliwangi ini?, Apakah benar dia bisa menjelma menjadi harimau dan menghilang?. Untuk itu saya coba melakuka penelitian kecil-kecilan, atau lebih tepatnya mencontek tulisan-tulisan orang lain yang berhubungan dengan ini dan menggabungkannya. Untuk itu saya urai mitos tersebut menjadi 3 masalah pokok. Yaitu Siliwangi, Ngahyang dan Harimau

Pertama ádalah Siliwangi. Seperti yang telah ungkap sebelumnya, tokoh yang mempunyai gelar Siliwangi setidaknya ada enam. Seanjutnya dari enam tersebut mana yang diceritakan dalam mitos ? Saya langsung berpendapat bahwa tokoh yang Nga-Hyang itu adalah siliwangi yang terakhir. Beliau adalah Prabu Surya Kancana alias Raga Mulya alias Nusya Mulya. Alasannya bahwa “hilang-nya” beliau menyebabkan tidak ada penggantinya, karena yang menggantikannya pun jadi gamang akibat tidak jelasnya nasib sang Prabu ini.

Kedua adalah adanya proses Ngahyang. Ngahyang ini sendiri secara harfiah berarti menjadi Hyang. Hyang sendiri menurut saya adalah yang di-Agung-kan, diberi derajat yang ”tinggi” dalam sisi spiritual. Sehingga Nga-Hyang berarti meng-agungkan diri, dalam hal ini berati mendekatkan diri kepada yang maha kuasa. Di sisi lain, beberapa ahli mengartikan Nga-Hyang ini sebagai menghilang dengan proses spiritual yang tinggi. Namun dari catatan sejarah berupa prasasti atau piteket atau yang lainnya, tidak ada yang menyatakan ”Nga-Hyang”.

Peristiwa Nga-Hyang ini jika dihubungkan dengan kejadian yang terjadi saat terakhir Prabu Surya Kencana berkuasa, bagi saya memberi sedikit titik terang. Adapun kejadian tersebut adalah sebagai berikut : Sekitar tahun 1567, Prabu Surya Kancana meninggalkan wilayah istana Pakuan. Saat itu Prabu Surya Kancana menitipkan perhiasan kerajaan ke Raja Sumedang (=Geusan Ulun) melalui para Kandaga Lante serta memberi amanah terakhir yang dikenal dengan Uga Wangsit Siliwangi. Dalam wangsit tersebut Prabu Siliwangi menyatakan ”Lalakon urang ngan nepi ka poé ieu, najan dia kabéhan ka ngaing pada satia! Tapi ngaing henteu meunang mawa dia pipilueun, ngilu hirup jadi balangsak, ngilu rudin bari lapar. ................... ”. Artinya kurang lebih ”Kisah kita (=Pajajaran) hanya sampai disini, meskipun kalian semua setia kepadaku! Tapi saya tidak bisa membawa kalian ikut-ikutan (bermasalah), ikut hidup susah, ikut miskin dan kelaparan. .........” .

Dengan peristiwa tersebut bisa disimpulkan bahwa sejak saat itu Prabu Siliwangi menghilang (=tiada kabar berita). Rakyat saat itu juga menyadari bahwa beliau menghilang, dan untuk menyatakan kondisi tersebut masyarakat banyak menyebutnya dengan ”Nga-Hyang” yang kurang lebih berarti hilang untuk mendekatkan diri kepada yang maha kuasa. Sesuai amanat beliau, beliau telah menjadi rakyat jelata, namun entah dimana. Ada kemungkinan menjadi pertapa (resi) untuk mendekatkan diri pada yang kuasa. (Sumber lain menyatakan Prabu Surya Kancana tinggal di Pulosari)

Yang ketiga adalah mitos menjadi harimau. Berdasarkan catatan-catatan sejarah yang ada, tidak ada catatan yang menyatakan bahwa harimau pernah digunakan sebagai lambang kerajaan Sunda ataupun kerajaan pendahulunya Taruma Nagara maupun Salaka Nagara. Adapun binatang yang pernah disebutkan dalam prasasti adalah Gajah dan Lebah. Bahkan Lebah konon menjadi lambang Taruma Nagara jaman Prabu Purnawarman. Sehingga keberadaan atau penggunaan harimau ini menjadi lambang Siliwangi masih sangat kabur, meskipun kemungkinan tentu saja ada namun tak ada bukti sejarah berupa catatan, piteket, prasasti atau sejenisnya dari jaman kerajaan yang bisa direka-reka untuk dihubung-hubungkan.

Sebuah catatan pada jaman Belanda tahun 1687 sedikit membuka tabir mengenai mitos harimau ini. Catatan tersebut menyatakan tentang Laporan Scipio (peneliti asal belanda) pada Gubernur Jenderal Joanes Camphuijs yang diteruskan kepada atasannya di Belanda yang isinya memberitakan kepercayaan penduduk saat itu. Adapun laporan tersebut berbunyi "dat hetselve paleijs en specialijck de verheven zitplaets van den getal tijgers bewaakt ent bewaart wort" (bahwa istana tersebut terutama sekali tempat duduk yang ditinggikan untuk raja "Jawa" Pajajaran sekarang masih berkabut dan dijaga serta dirawat oleh sejumlah besar harimau). Laporan tersebut ditulis tanggal 23 Desember 1687.

Catatan tersebut menyebutkan bahwa sudah ada kepercayaan penduduk saat itu yang menyatakan bahwa (bekas) istana pajajaran dijaga oleh sekelompok harimau. Dan menurut catatan lain juga pernah ada serangan harimau terhadap rombongan peneliti di daerah tersebut. Karena kelompok harimau tersebut terkesan menjaga maka kelompok harimau tersebut digambarkan sebagai jelmaan para prajurit yang sangat setia terhadap Prabu Siliwangi. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sumber mitos harimau siliwangi berawal dari sini. Namun dalam kisah ini, Prabu Siliwangi sendiri tidak disebut-sebut.



Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan bahwa Prabu Siliwangi yang terakhir memang ”Nga-Hyang”. Namun dalam artian beliau mengundurkan diri secara politik dari hiruk pikuk kerajaan (pada saat itu). Sedangkan untuk mitos Prabu Siliwangi menjadi harimau sepertinya hanyalah sebuah mitos hasil rekaan kisah masyarakat dari mulut ke mulut, dengan dasar adanya kelompok harimau yang bagaikan penjaga istana. Dengan demikian mitos tersebut Prabu Siliwangi nga-hyang dan menjelma menjadi harimau hanyalah sebuah mitos hasil dari kisah dari suatu kejadian dengan rekayasa bumbu-bumbu mistis.



Sumber : Firman Raharja 150808
CARITA TANAH PASUNDAN

Jumat, 16 Oktober 2009

PASUNDAN

Pasundan Pamingpin Bangsa-bangsa di Dunia,........!!!!!

Bobotoh Ciciren Bangsa Sunda

Geus lumrah jeung pada apal yen BOBOTOH TEH tina kecap Basa Sunda.Hal ie nandeskeun yen Bobotoh lahir ti rahim Sunda.Jadi mun Aya nu wani ngahina atawa nu ijid ka Bobotoh berarti ngajak ribut ka Bangsa SUNDA.
Ati-ati ka suporter lain bisi kahebos amukan Maung Siliwangi....

Jumat, 09 Oktober 2009

poto kamesraan


Agustus-Oktober

Salila ieu di bulan Agustus nepi ka awal oktober ayeuna,..simkuring teu curat coret deui diblog da,..sibuk ku puas tea nungguan bedug bari bobo,..tah sanggeus hudang sare,..geuning geus lobakajadian nua rasa nano2,..aya gumbira,aya seih,kuciwa,..hanjakal,..bingung,..sieun,..jeung kabeh rasa aya kaasup ras vanila jeung coklat da kuring bari ngadahar es krim ti duit nu pameredina poe lebaran,,,..tanggal 2 september,poe rebo,..kuring keur nonton tv acara playlist,,..ojol2 oyag eta studio jeung urang ge karasa...eundeur,..geuning aya lini jam 14.55..sugan teh gempa biasa,..da ukur karasa ngerenyed hungkul di bekasimah,..tapi pas ningali berita kuring reuwas,..geuning gempa teh berpusat di tasik,..asa ku reuwas,..simkuring langsung nareleponan dulur2 di garut,tasik n ciamis,..alhamdulilah saralamet,...najan gelas piring barahe ...puasa teh jadi serem kieu,..tanda kiamat meureun,..geus tikajadian et rea tv nua nyiarkeun live ti kajadian gemapa,..ti cigalontang-tasik,pangalengan,jeung cinajur,..lumayan ngabuburit bari nempo tv situasi pasca lini...h-7 kuring balik..mudik basa gaul na mah......lebaran tinggal 2poe deui,tapi imah kuring masih sepi,..da kuring tinggaljeung indung n adi hiji2na...bet we waktu teh lebaran,..angger keneh nu di maha can nambahan ,..tah pos senena../h+1 tea,..langsung 4 mobil darang ,...sukur ...alhamdulilah meunang retribusi parkir n salam tempel...30 September,..poe rebo deui....Aya lini di Sumatera kulon,..bangsa minang tea....pas 4 bulan ulang taun lini Tasik...Biasa cenah Penyambutan pelantikan SBY ...basa 5 taun ka tukang mah disambut di Aceh ,...DAna rehab..lini Jabar n Sumbar 4T + 4T=8T masih leutik keneh daripada korupsi,komo deui Kasusu BLBL nu ratusan Triliunan,..Geus heula ah ke sambung deui,....Minal Aidi Walfaidin...
Sampurasun