Nu Tos Ningal Ieu Blog

Selasa, 21 Desember 2010

Lanud Cibeureun Tasik Cikal Bakal Penerbangan AURI


Pembentukan Lanud Wiriadinata

Pada awalnya Lanud Wiriadinata ini adalah Lanud Cibeureum Tasikmalaya yg terletak di Kelurahan Setiajaya, Setianegara, dan Setiaratu di Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya dan merupakan peninggalan penjajahan Belanda yang dipergunakan sebagai tempat landing serta take off pesawat-pesawat militer Belanda, begitu juga pada masa pendudukan Jepang. Setelah Jepang rnenyerah pada sekutu dan Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, rakyat Indonesia menghimpun kekuatan untuk merebut kekuasaan dan Jepang, diantaranya Lapangan Udara.

Pada bulan September 1945 anggota-anggota teknik pesawat di Pangkalan Udara Andir Bandung mendapat berita, bahwa Lanud Cibeureum Tasikmalaya telah berhasil dikuasai oleh para pemuda dan rakyat Tasikmalaya. Ini menjadi suatu kegembiraan dan kebanggan tersendiri bagi para insan dirgantara serta menimbulkan motivasi untuk segera memanfaatkan fasilitas yang ada.

Berbekal kecintaan terhadap bendera negara yaitu merah-putih, tanggal 27 Oktober 1945 Basir Surya dan Tjarmadi, dengan peralatan seadanya memperbaiki pesawat Curen peninggalan Jepang dan diberi identitas dengan tanda Merah Putih dengan memberi warna putih pada bulatan merah bendera Jepang dan berhasil diterbangkan oleh Adisutjipto mengelilingi lapangan terbang Maguwo Yogyakarta. Kemudian, dengan dibantu delapan orang teknisi dan Pangkalan Udara Andir kembali memperbaiki pesawat Nishikoren dengan tanda segi empat merah putih dan diterbangkan oleh Adisutjipto tanggal 7 Nopember 1945 dengan mengelilingi Tasikmalaya selama 30 menit.

Pembukaan Pangkalan Udara Cibeureum Tasikmalaya dilaksanakan pada tanggal 13 April 1946 dengan diadakan pameran dan pekan penerbangan untuk memasyarakatkan minat dirgantara serta penerbangan formasi dengan route Yogyakarta-Tasikmalaya-Wirasaba-Sala-Madiun-Malang pada tanggal 15 April 1946, dengan penerbangnya ; Husein Sastranegara, Tugiyo, Santoso dan Wim Prajitno. Penerbangan formasi selanjutnya tanggal 10 Juni 1946 dengan 5 pesawat Cureng dan Pangkalan Udara Maguwo menuju Pangkalan Udara Cibeureum, dengan penerbangnya:

1. Komodor Muda Udara A. Adisoetjipto dan Opsir Udara II Husein Sastranegara
2. Komodor Muda Udara Prof. Dr Abdurahman Saleh dan OMU III Toeloes Martoatmodjo
3. Opsir Udara II H. Sujono dan OMU III Kaswan
4. Opsir Udara II Iman Suwongso Wirjosaputro dan Opsir Udara III Sunarjo
5. Opsir Udara II Iswahjudi dan Opsir Udara III Makmur Suhodo.

Opsir Muda Udara (OMU) I Basir Surya diangkat menjadi Komandan Pangkalan Udara Cibeureum yang pertama dengan Surat Keputusan No. 33/Peng tanggal 30 Nopember 1946 yang merangkap sebagai Kepala Tekhnik Udara. Sedangkan serah terima lapangan udara Cibeureum dilaksanakan setelah diadakan perundingan antara Pemerintah Indonesia dengan Belanda KNIL pada tahun 1950.

Pada tahun 1970-an Lanud Cibeureum Tasikmalaya ini, pernah digunakan untuk penerbangan sipil oleh maskapai penerbangan Bouraq dengan rute Bandung-Tasikmalaya-Cilacap. Namun, usaha itu berhenti karena tingkat okupansi pesawat yang tidak memadai. Saat ini Landasan Udara Wiriadinata berfungsi sebagai pangkalan udara TNI Angkatan Udara.

Pada hari Kamis tanggal 12 September 2001, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Hanafie Asnan meresmikan penggantian nama Lanud Cibeureum Tasikmalaya menjadi Lanud Wiriadinata dengan Surat Keputusan Nomor Skep/100/IX/2001 tanggal 12 September 2001 tentang Penggantian nama Lanud Tasikmalaya menjadi Wiriadinata. Penggantian nama tersebut berasal dari usulan Paguyuban Masyarakat Pasundan mengingat besarnya jasa Wiriadinata selama masa revolusi pembangunan TNI AU sejak 1946.

Siapakah Wiriadinta itu? Marsda (Pur) RHA Wiriadinata kelahiran 15 Agustus 1920 di Situraja, Sumedang itu pernah menjadi Panglima Komando Pasukan Gerak Cepat (PGT) dan Panglima Komando Gabungan Pendidikan Paratrop. Selain itu juga pernah menjadi Wakil Gubernur DKI, dan anggota Dewan Pertimbangan Agung.

Inilah sejarah singkat Tentang Lanud Wiriadinata, semoga info ini bisa bermanfaat & kita bisa jadi lebih mengetahuinya. 
By : Asepta El Virgoth

 
Referensi :

- http://www.angkasa-online.com/12/01/cakra/cakra1.htm
- http://www.kompas.com/kompas-cetak/0505/23/Jabar/1767450.htm

Doel Sumbang VS Iwan Fals

Doel Sumbang, seniman mumpuni dalam ranah musik tanah air dan tanah Pasundan. Seniman musik ini terkenal dengan lagu-lagunya, baik yang berbahasa Indonesia ataupun berbahasa Sunda. Pemilik nama asli Wahyu Affandi ini muncul dalam kancah musik Indonesia sekitar tahun 1980-an. Karakter lagunya dengan pengucapan lagu tak lazim serta kritik sosial atau penggambaran sosial yang lebih "membumi". Tidak heran jika lagu-lagunya tetap dikenal hingga kini.

Doel Sumbang lahir dan dibesarkan dalam keluarga santri. Ayahnya adalah mubalig di Kota Bandung yang dikenal dengan "Abah Kabayan". Sejak SMP ia telah belajar musik dan teater dari Remy Sylado. Lagu-lagunya sarat dengan kritik sosial. Hal ini menarik seorang produser, Handoko Kusumo, hingga bersedia merekam karya-karya Kang Doel. Ia pun yang memberi nama "Soembang" hingga sekarang dikenal dengan nama Doel Sumbang. "Sumbang" di sini bisa dimaknai sebagai suara kritik, terhadap sistem maupun budaya yak-lirik jenaka namun mengandung kritikan yang cerdas, seperti dalam lagu-lagunya: Aku si raja goda, Suparti, Martini, Sakit Jiwa, dsb. Misalnya, dalam lagu Aku, Tikus, dan Kucing berikut ini; bagaimana Kang Doel menyentil sosok gadis zaman sekarang hingga kondisi Kota Bandung, tempat ia lahir dan dibesarkan.



Tapi, lagu-lagu Doel Sumbang pun tidak hanya berkutat dalam ranah kritik/kondisi sosial. Ia pun bisa menyajikan lirik cinta yang berkelindan manis dengan makna kehidupan manusia, seperti dalam lagu Arti Kehidupan. Tidak hanya di tingkat Nasional, lagu-lagu Kang Doel dikenal dalam lagu-lagu berbahasa Sunda. Baraya penikmat lagu Sunda pasti sudah tidak asing lagi dengan lagu: Pangandaran, Bulan Batu Hiu, Ah Hoream, Ai, Awewe Sapi Daging, Beurit, Ceu Romlah, Sumedang, Jol, dll.

Begitulah sosok Doel Sumbang, ia seakan tidak habis kreativitas dalam bermusik. Lagu-lagu dalam bahasa Sunda yang diciptakannya tetap banyak yang berciri kritikan sosial, seperti Polisi Noban, Ema, Lalaki, Mang Darman, Berenyit, dll. Lagu-lagu dalam basa Sunda hasil karya pria kelahiran 16 Mei 1963 ini bahkan booming saat euforia Reformasi 1998. Selain itu, karya-karya lagunya pun kerap dinyanyikan oleh penyanyi Sunda lain, seperti Darso dan Nining Meida. Doel ada sosok fenomenal dari Tanah Pasundan yang terus berkarya dalam segala kondisi zaman.



Iwan Fals yang memiliki nama lengkap Virgiawan Listianto adalah penyanyi balada yang telah menjadi legenda di Indonesia. Lagu-lagunya konsisten mengangkat persoalan sosial dan meneropong kaum pingiran yang dekat dengannya. Sehingga lagu-lagunya ini banyak bermakna kritik yang berdampak ‘cekal’ baginya di masa Orde Baru.
Iwan fals lahir di Jakarta, 3 September 1961 yang pernah menjadi kolumnis beberapa tabloid olah raga ini, menjadi icon jalanan, yang lagu-lagunya kerap dibawakan para pengamen.
Hingga kini Iwan fals tetap produktif berkarya dan album terakhirnya, Manusia Setengah Dewa dirilis 2005 lalu.
Sementara iru, perkawinanya dengan Rosanna (Mbak Yos) yang sekaligus menjadi manajernya ini, dikaruniai tiga anak, Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani.

Kita bedah kedua maestro musik ini :
1. Doel dan Iwan sama-sama penyanyi dengan vokal yang bagus
2. Doel dan Iwan sama-sama pencipta lagu
3. Doel dan Iwan sama-sama pencipta lagu balada (kritik sosial)
4. Doel pencipta lagu daerah (Sunda)
5. Doel pencipta lagu realigi (contoh : Duriat Madinah)

Jadi, pemenangnya adalah Doel Sumbang dengan skor 5-3

yang terdalam by Peter Pan



ASK-PASUNDAN JAYA

Suasana Kota Tasikmalaya Pagi Hari

Sebagai seorang yang pernah menetap di kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Saya akan mencoba menggambarjkan suasana kota Tasikmalaya. Untuk kali ini saya akan membahas suasana kota Tasikmalaya di pagi hari. Kita mulai dengan aktivitas yang pertama dimulai warga Tasik yaitu pada jam 03.30 WIB karena pada waktu itu seorang marbot (ahli masjid) telah mengumndangkan adzan Subuh awal. Banyak sekali mesjid yamh mengumandangkan adzan Subuh ini, secara Tasik kota santri gitu lho,..Kemudian sekitar jam 04.15 WIB saatnya kumandang adzan Subuh. Dan kebanyakan warga telah bangun. Karena di kota Tasik pada jam segini, suasana  di luar sangat ramai sekali selain dari kumandang adzan, para warga juga ada yang berolahraga, ada yang mempersiapkan dagangan mereka, ada yang sudah menarik becaknya. Kalau saya sih biasanya jam segini sudah lari pagi setelah solat subuh di masjid, mengelelingi komplek PJKA. Setelah lari pagi, sekitar jam 05.30 saya membeli bubur ayam Tasik yang terkenal itu, selain TO (tutug oncom dan sorabi). Bubur dengan bandrol sekitar Rp 3000 cukup untuk mengganjal perut yang telah kosong dari semalaman. Makan bubur dengan pemandangan Stasiun Kereta Api Kota Tasikmalaya sungguh enak sekali. Sekitar jam  06.30, saya jalan-jalan ke simpang lima sambil lari pagi dan cari koran. Tentu saja saya cari koran lokal seperti Harian umum "Priangan" dan Koran Radar Tasikmalaya yang mengupas berita wilayah di Priangan Timur. Saat itu adalah hari Senin dimana penulis sedang meliburkan diri ke kota Tasik, hehe,...
Terlihat banyak sekali anak-anak sekolah yang telah menunggu angkot untuk menuju sekolahnya. Ada juga para bapak-bapak  dan ibu-ibu PNS yang datang dari arah Ciamis dan Bandung yang turun dari Elf atau bus 3/4. Tak ketinggalan loper koran berkeliaran serta becak yang keur mamayu narik penumpang dan gerobak bubur ayam mulai menggelinding "kukurilingan" mencari mangsa. Rame lah pokona mah !!!
Lihat tugu simpang lima Tasik seperti melihat tugu kujang Bogor karena sangat mirip,...
Yah begitulah,...suasana pagi di kota Tasikmalaya tercinta,...
mohon maaf kalau tidak terlalu lengkap dan detail untuk menggambarkan suasana pagi di kota Tasikmalaya.

Nasi Goreng INKOPOL Bekasi



ASK-PASUNDAN JAYA

Bagja Ku Cukup

Hirup bagja teu perlu di kota.
Di lembur oge pasti bisa.
Cukup boga imah, aya panto aya jandela.
Buruan rada lega.
Boga pepelakan rada loba.
Boga sawah najan sakotak.
Boga kebon najan 10 bata.
Aya Jati jeung Mahoni.
Boga balong nu teu gede.
Aya lele jeung gurame.
Di tengahna aya saung.
Bari ngadenge si Domba Garut jeung hayam pelung.
Teu poho ngukut tikukur matak hirup jadi alakur.
Hayang dahar tinggal ngala.
Beas euweuh aya sampeu.
dibaturan ku hui.
dahar nikmat make peuteuy & jengkol.
Pasti bagja kacida

Senin, 20 Desember 2010

Eumpang Breuh part 5-3



ASK-PASUNDAN JAYA

Geng Motor Tasik Ngamuk Lagi

Kawanan geng motor kembali melakukan aksi brutal di Kota Tasikmalaya, Minggu (19/12) dinihari. Kali ini mereka melakukan perusakan pada sebuah rumah yang dijadikan pangkas rambut.

Warga Jalan RE Martadinata, tepatnya di pertigaan Panunggal, Kota Tasikmalaya, dinihari dikejutkan dengan aksi penyerangan yang dilakukan oleh puluhan anggota geng motor.

Akibat aksi penyerangan tersebut, kaca depan dan samping pada sebuah rumah yang dijadikan tempat pangkas rambut milik Feri, pecah. Warung yang berada di samping pangkas rambut itu juga tak luput dari serangan brutal gerombolan ini sebelum mereka melarikan diri.

Di lokasi kejadian, ditemukan sejumlah batu-batu yang digunakan untuk melakukan aksi pengrusakan tersebut.

Menurut pemilik rumah, Feri, saat itu dirinya tiba-tiba mendengar suara gemuruh motor dan lemparan batu ke arah kaca. Feri pun beranjak keluar untuk memeriksa dan ternyata puluhan geng motor bergerombol terlihat tengah  melakukan pelemparan menggunakan batu yang diarahkan ke rumahnya.

Dengan kejadian ini, korban berharap aparat kepolisian dapat menangkap para pelaku. Apalagi aksi kawanan motor ini sudah sangat meresahkan. Kasus perusakan oleh kelompok bersepeda motor terhadap rumah Feri saat ini masih dalam penanganan jajaran Polresta Tasikmalaya. Sementara itu, di tempat terpisah, anggota Polsekta Indihiang berhasil mengamankan dua anggota geng motor. Sejauh ini belum diketahui apakah keduanya terlibat pelemparan tempat pangkas rambut, atau hanya konvoi saja. [wid]

Sumber : rakyat merdeka

AFF Suzuki Cup 2010 Semi Final 2nd Leg Indonesia vs Philippines



ASK-PASUNDAN JAYA

Sabtu, 18 Desember 2010

Jembatan Penyebrangan Slipi



ASK-PASUNDAN JAYA

P46 Cililitan Grogol



ASK-PASUNDAN JAYA

Grand Final Thomas Cup 2010 (SRC CUP)



ASK-PASUNDAN JAYA

Asal Mula Raden

Raden moal leupas tina karajaan.Raden teh sebutan keur nu ngadegkeun karajaan.Raden sabenerna lain strata nu katutup.Nilik kana sajarahna,saestuna Raden bisa dipake ku saha wae.Memeh aya karajaan,geus aya kumpulan jalma nu di hiji lembur.Didinya aya nu dikolotkeun boh dina umur & pamikiranna.Eta nu dikolotkeun jadi pupuhu nu ngadegkeun karajaan disebut ku warga nu lianna "Raden" tina kecap laden nu hartina pamingpin kudu ngaladenan warga.Kiwari raden jadi tuturunan.
"tong ngaradenkeun maneh tapi kudu dipikaraden ku batur"

Neang Siliwangi di Sunda Kalapa

Geus kuralang kuriling, ngubak ngubek di lembur Sunda Kalapa tapi can manggihan aya Siliwangi. Lolobana malah jalma nu ti wetan nu kapanggih, siga gajah jeung hayam. Sunda Kalapa nu jadi Palabuhan Tarumanagara,Sunda & Pajajaran ayeuna tinggal panineungan.Ieu lembur geus dicekel ku batur. Siliwangi teu napak ngan ninggalkeun cai dina pilemburan. Palsapah silih asah, silih asih, silih asuh jeung silih wangi geus teu jadi dasar lakon hirup di Sunda Kalapa. Kamana atuh Siliwangi teh? Kakubur/dikubur ku no sok tutunjuk?

Balik

Balik nyaeta pagawean nu ngagambarkeun mulang ka asal. Conto manehna lahir di Majalengka terus gawe di Jakarta, pas lebaran balik ka lemburna. Balik biasana sok dibarengan ku rasa bungah pedah rek ka tempat asal. Siga budak sakola nu bungah mun tereh waktuna balik. Mun urang balik ka lembur sok bungah beda jeung rek indit ti lembur sok asa beurat hate teh. Balik bisa kumpul jeung kolot & baraya beda jeung indit ngumbara, lieuk deungeun ragap taya. Aya nu pasti bakal balik kabehanana nyaeta balik ka nu nyiptakeun.

Kawasa Indung

Indung teu beda jeung awewe lianna.Indung dicipta kumaha kodrat awewe. Leuwih lemah tibatan lalaki, boh dina raga & pamikiranna. Tapi nu jadi indung leuwih kawasa tibatan nu jadi Bapa. Perbandingana ge 3 keur indung 1 keur bapa. Dina jaman Rosul oge kacaritakeun aya hiji jalma nu taat ibadah & ngabakti ka indungna, tapi sanggeus kawin manehna rada ngutamakeun ka pamajikan tibatan ka indungna. Nepi indungna bendu, harita jalma eta sakarat ripuh pisan teu bisa ngucap sahadat-sahadat acan, padahal dibimbing ku Rosul. Sanggeus dihampura, manehna bisa ngucap sahadat jeung bisa maot.

Loba Orok Nu Lahir Prematur

Geus teu aneh deui ayeuna mah loba orok nu lahir saacan waktuna (prematur). Ti tatangga di dayeuh nepikeun tatangga nu di lembur, sok aya wae orok nu prematur. Meni asa karunya eta orok. Pedah naon atuh? kurang giji kitu? atawa indungna mijah teuing keur hamilna nepi ka borojol orok prematur? Naha apekteh lain eta sababna mah? Geuningan kacilakaan? Naha aneh nya nu kacilakaan bisa ngaborojolkeun orok, salamet deuih, malahan mah orokna baradag. Sihoreng teh kacilakaan indungna katojos bapana nepi ka bareuhna.

Rabu, 15 Desember 2010

Kacapi Suling - Manchester, April 2010



ASK-PASUNDAN JAYA

Susis (Karaoke Version)



ASK-PASUNDAN JAYA

Kacapi Suling

Kacapi suling is a form of Sundanese music from West Java. It is essentially tembang Sunda minus vocals, and also at interludes between songs at a typical Tembang Sunda performance. The higher pitched kacapi rincik, the lower pitched kacapi indung and the suling flute are the instruments used for kacapi suling. Kacapi suling has instrumental pieces performed in two different scales; the first four in laras pelog convey a light mood, the last four, in laras sorog are more slow and grave. The change to laras sorog usually takes place at midnight and lasts til sunrise.
Many hotels in Indonesia, especially in Bali, and other parts of the world like in Shenzhen China play this Sundanese music genre in their lobbies. Malaysia itself invited Sundanese Kacapi Suling experts from the Province of West Java to teach their expertise in Malaysia.

Base Jam - Bukan Pujangga



ASK-PASUNDAN JAYA

Stinky - Mungkinkah

Padhyangan 6 - Tenda Biru



ASK-PASUNDAN JAYA

Goodbye ayu-P project



ASK-PASUNDAN JAYA

P Project-Tabrak Lari



ASK-PASUNDAN JAYA

Project P - Nasib Anak Kost



ASK-PASUNDAN JAYA

Project P - Kop & Heiden (Original video clip)



ASK-PASUNDAN JAYA

Satpol PP Kejar Waria


SABTU, 11 DESEMBER 2010 09:06
Saat Razia Dini Hari Tadi
TASIK- Seorang waria dini hari tadi dikejar Satpol PP Kota Tasikmalaya saat akan dirazia.
Menurut laporan wartawan Radar, Yana Taryana yang mengikuti proses razia, saat akan ditangkap waria tersebut sedang bertransaksi dengan seorang lelaki hidung belang di Jl Cikurubuk.
“Begitu melihat Satpol PP mereka berdua langsung kabur ke semak-semak sambil melepas sendal,” ujar Yana. Sementara itu, kata dia, tiga anggota Satpol PP langsung mengejarnya dan berhasil mengamankan keduanya ke dalam truk Dalmas Satpol PP.
Selain mengamankan satu pasangan itu, kata Yana, Satpol PP juga menangkap dua waria yang juga berada di kawasan Cikurubuk.
Dalam pernyataannya, Kanit Patroli Satpol PP Kota Tasikmalaya Junjun Junaedi mengatakan dalam razia dini hari tadi pihaknya mengamankan lima waria, satu lelaki hidung belang dan delapan wanita pekerja seks komersil (PSK).
Lima waria yang ditangkap, kata Junjun berasal dari kawasan Jl Cikurubuk dan Alun-alun. Sedangkan delapan PSK, dijaring dari eks Terminal Cilembang dan Jl Mayor Utarya.
“Mereka (PSK,red) orang-orang lama,” ujar Junjun.
Selanjutnya PSK yang ditangkap akan data dan dibina. Mereka akan dikirim ke Balai Rehabilitasi Karyawanita di Cirebon.
Kalau waria? “Nah, kalau waria tidak bisa diterima di sana (Balai Rehabilitasi Karyawanita, red).
Kata Junjun, razia dini hari tadi merupakan razia rutin sebagi bentuk penegakan Peraturan Daerah No 12 tentang Tata Nilai.
“Mereka yang ditangkap diindikasikan menjurus berbuat maksiat,” ujarnya. (sep)


sumber: radartasikmalaya.com

Ibu New Sakha



ASK-PASUNDAN JAYA

Obat Kuat


Spesial Bagi Pria dan Wanita Dewasa,...
Berikut bahan alami (sayuran dan buah-buahan) untuk menambah stamina supaya kuat dan tahan lama dalam hubungan intim :

Kangkung, kang,...
Bonteng, neng,...

Nangtung, Kang,...!!!
Nonggeng, neng,...!!!

Taleus, kang,...
Tomat, neng,...

Leuleus, kang,...!!!
Bucat, neng,...!!!

Senin, 13 Desember 2010

Riweuh di Mobil



ASK-PASUNDAN JAYA

Greatest goalkeeper actions ever!



ASK-PASUNDAN JAYA

INDONESIA : ASIA BEST PROJECT SUNDA STRAIT BRIDGE



ASK-PASUNDAN JAYA

7 GREATEST FOOTBALL TEAM IN INDONESIA



ASK-PASUNDAN JAYA

Malaysia vs Indonesia, Tiger Cup 2005



ASK-PASUNDAN JAYA

Curhatan Nini-Nini


Harita poe Minggu basa keur palere budak sakola,............
Ma Irah ngelek karung pare 50 kilo rek heleran. Najan geus 70 taunan, si Ema masih bedas. Di heleran si Ema panggih jeung babaturan saperjuanganana nyaeta Ma Itih. Di heleran teh maranehna ngobrol kadieu kaditu bari gogorowokan da gandeng ku mesin heler.
Ma Irah: Tih, ngaheler oge?
Ma Itih : Nya yeuh.
Ma Irah : Lainna di imah loba budak jalu,incu maneh kamarana? naha masih wae ku maneh atuh mawa pare teh?
Ma Itih :Ah,..barudak ayeuna mah laletoy jeung karedul. Maenya teu kuat nanggung pare sakieu. Ah,.maneh ge pan loba incu nu karek datang ti dayeuh?
Ma Irah : Ah koplok incu teh malah nyusahkeun dewek. Bisana ngabalatakeun imah. Di imah teh kalahka nongton TV jeung maen pes stesieun bari gogoleran. Nyirkeun pangedulanna teh.
Ma Itih : Heueh nya sarua,..barudak ayeuna mah arogoan,..teu siga jaman urang prihatin. Ke geus gedena eta budak bakal jadi naon nya,..ayeuna ge geus kaciri ngedul jeung ogona.
Ma Irah : Nya, lieur ah ngabandungan budak ayeuna mah,...leutik keneh geus baleger. bujur ditembongkeun kamana-mana. Mending ge nguruskeun urang we, keudeung deui urang pan rek ka taneuh. lobaan istigpar we,...
Ma Itih : Nya, teu karasa arurang teh geus karolot, tinggal ngadagoan.
Ma Irah : Yu, ah tiheula, da geus rengse ngahelerna ge.
Ma Itih : Nya jung,..kade ati ati loba mobil di jalan.

Cat VS Dog (Ucing Gelut Jeung Anjing)



ASK-PASUNDAN JAYA

Sabtu, 11 Desember 2010

Lembur Nu Jadi Panineungan


Bau taneuh nu kahujanan

seungit lembur panineungan



halimun nu turun jadi pamandangan

hawa isuk tiis nyecep ka awak



manuk disada ting piriwit

ditembalan ku sora hayam nu kongkorongok



cikopi nu karek cur panas pisan

matak kebul seungit kopi

dibaturan kulub sampeu haneut haneut

sadia bako jeung pahpir



halimun, kebul cikopi jeung haseup bako ngahiji

ririungan bari nyaritakeun baheula

bari ngadengekeun kacapian ti RRI

ngahaleuang sinden nu katineung ati



tetempoan teh masih keneh loba tangkal

hejo daunna matak iuh

herang buahna matak kabita

alam baseuh ku hujan nu tiis



Geus beak kopi, bako jeung sampeuna

si aki nangtung siap siap ka sawah jeung ka kebon

mawa pacul jeung bedog

mun balik sok mawa dahareun tina hasil sawah jeung kebon



Najan basajan, meni karasa hirup tengtremna

dahar saaya aya nu aya di sawah jeung di kebon

sangu, endog, peuteuy, jengkol,roay, jaat,bonteng, lalab ditambah sambel

nginumna cienteh nu panas.

saha nu moal nambah?

nikmat pisan hirup basajan.

Sarjana Ngora


Uncag incig pamuda ngora

Make jeket kuleuheu ditaktakna

Biwirna meni garing pisan

Kabawa nyelap sarabut jukut



Ningali jelas mega nu ngaheuyeuk

Beungeut pias katingali jelas

Lengkah nu teu apal arah

Kesang campur kebul jalan



Maneh sarjana ngora

hese neangan gawe

ngandelkeun ijasahna

opat taun lilana

ngagugulung eujeung buku

keur ngajamin kahareupna

lengkahnana eureun di hareup buruan, aya hiji jawaban



Ngalamun bari leuleus

ngalengkah ka panto kantor nu diarep

masih ngahiung kecap euweuh lowongan



Teu paduli, rek usaha deui

tapi tetep kecap eta deui nu dibere

ningali mega nu jelas gerak

Beungeut pias katingali jelas.



Maneh sarjana ngora

hese neangan gawe

euweuh guna ijasahna

ngagugulung jeung buku

Percuma kabehannana

satengah kuciwa

manehna ngomong "hampura ema"



Lirik : Iwan Fals

Ngabeungbeuratan Aing


Kasarean deui...

Masih keneh ceurik dina sela waktu

Jeung leungeun kuring ieu...

Masih keneh nyekel pageuh kana sirah

ahhh.......sirah aing...

kabehanna ngabeungbeuratan aing

bener bener ngabeungbeuratan aing...

bener bener ngabeungbeuratan aing...

leuleus tetep ngibing

lengakah kuring,....

ngajaran tetep nangtung,

ceurik....

Masih tetep neangan jalan kuring,...

ngartikeun pangbeurat eta.

Lirik: Peterpan

Rusiah Hate


Waktu nu terus muter

Teu karasa nu aya urang jeung panineungan

Masih kainget jelas

Imut anjeun ka kuring

Moal pernah rek nyoba

Jeung teu hayang ngeusi hate ku cinta nu lain

Rek diantep hate kosong dina hirup kuring





Amun kuring kudu ngabogohan & mere hate ngan ukur jeung anjeun

Tapi mun kuring kudu tanpa anjeun

Rek dilakonan hirup tanpa cinta

Mung ukur anjeun nu bisa nengtremkeun

dina keukeupan anjeun basa kuring ceurik





Lirik: Element

Lengkong Panyerutan


Lengkong Panyerutan nu piwaaseun keur simkuring

Harita kuring borojol di ieu lembur

Najan aya di kota tapi wargana daek gotong royong siga di desa

6 taun lilana, tapi kacangreud dina ati

Moal bisa leungit ku muterna waktu



Lengkong Panyerutan nu jadi Lengkong Barat

Sisieun walungan Ciloseh

Kidulna aya Statsion



Lengkong nu katelah padetna

Loba gang sempit sameteran

pasambung sambung ngajadikeun pirumiteun

nu karek apal mah pasti sasab



mun keur pere geus THB

sok maen langlayangan

pangleutikna ge ukuran sameteran

nu leutik mah tara dipake



Ka Statsion salain ningali kareta

sok ngagelengkeun duit jadi gepengan

kadang paku jeung pepesoan

kadang ngaheureuyan bule di kareta argo



Beurangna sok aya latihan bokser

pus ap sit ap nurut palatih

neunggeul jeung najong karung keusik

lumpat mah unggal waktu di lapang tenis



Beca pabalatak sok dipake kaulinan

biasan nu teu digembok sok ditaekan

baruda aajrutan duna beca

nepi nu boga beca datang jeung nyarekan

teu matak kapok malah diulang isukna deui



Basa bulan puasa, di lembur sabeulah

Kalangsari nu jadi saksi

Nabeuhan dulag teu eureun eureun

Pupujian kitu deui

matak rame puasa teh



Taraweh sok pangramena

pasered sered nu keur taraweh nepi ka labuhna

kadang sok morosotkeun sarung batur

komo mun keur ruku mah sok dicolok bujurna



Ai di lengkong mah rame ku merecon

pepetasan jeung kembang api patembal tembal

rame pisan euweuh bandingna



Ningali caahna ciloseh

ngabentur batu nu gede

ditambah hujan nu ngagebret

matak hate nyeredet



Katingali aya makam batara belah kulon

nu pinuh ku tangkal kamoja

belah kencana aya makam Gunung Dalem

nu dihieuman ku tangkal awi



Lengkong geus robah pisan

loba wangunan jeung gedong anyar

matak beuki sempit taneuh teh

leuwih heurin batan jakarta

Poekeun Panon


Endah matana

ngalolongkeun hate kuring

najan nepi ayeuna can panggih

amun hiji poe, kuring manggihan anjeun

meureun keur saat eta anjeun jeung lalakina



ohhhhhhh,...kuring bogoh anjeun

ohhhhhhh,...kuring sono anjeun



ohhhhhhh,...kuring nyaah anjeun

ohhhhhhh,...kuring poekeun panon





lirik: Seurieus

Ulah waka bobo wengi ayeuna, neng!


Piisukeun pernah kuring ngarasa siga kieu

Piisukeun kumana nu kosong poe eta

Rasana teh ngan pait, ceurik nepi ka garing

Yen anjeun teh hiji-hijina cahya

Abdi bogoh pisan ka anjeun, abdi butuh pisan ka anjeun

Naon wae rek dilakonan



Tong waka bobo heula wengi ieu neng.

Baturan heula kuring nepi ka subuh

asa peurih pisan waktu teh geus liwat ti sajam

unggal menit teh meni berharga

duh gusti, abdi bogoh pisan ka anjeun



Sabarah loba poe nu bakal sepi engke

Nepikeun ka cipanon ieu bakal garing

urang ceurik pedah bogoh ka anjeun.



translate lirik: Daniel Sahuleka

Neangan Alesan


Iklasna hate sok disalah artikeun

tulusna cinta tara dihargaan

indit mawa kapeurih

uing ngelehan

uing rumasa salah

papanggih tara nempokeun beungeut

siga urang teh teu pernah aya rasa

neangan sabab jeung alesan

meh maneh nepi hasratna

amis dina biwir

ngolah kalimah

maneh nuduh urang panyebabna

saha wae bakal katipu bujukna,rayuna,sorana nu matak pikanyaaheun

maneh pasti seuri mun urang pisah

tapi ceuk urang mah ieu teh katenangan

mun masih bareng ge moal ngajamin bahagia

aya alusna urang pisah meh teu nyieun pidosaeun

urang ninggalkeun najan can rela

maneh tetep teu robah



translate : Exist

Tasikmalaya - Jakarta


Pool Primajasa Cililitan - PGC - jl. Dewi Sartika - Cawang - Tol Halim - Geerbang Tol Jatibening - Bekasi Barat - Bekasi Timur - Cibitung - Cikarang - Karawang Barat - Karawang Timur - Cikampek - Tol Cipularang - Gerbang Tol Padalarang - Pasteur-Kopo - Buah Batu - Gerbang Tol Cileunyi(ahir) - Rancaekek - Dangdeur - Parakan Muncang - Cicalengka - Nagreg - Pulosari - Limbangan - Sasak Beusi - Weda - Warung Bandrek - Kurnia - Lewo - Malangbong - Cipeundeuy - Gentong - Kadipaten - Pamoyanan - Ciawi - Jamanis - Ciinjuk - Rajapolah - Cisayong - Indihiang - Terminal Tasik - Ir H.Juanda-Primajasa Cyber.
Tiket Rp 40.000 (AC EKO). It's about 5 hours.

SPG Sexy Ditegur Satpol PP


SPG Seksi Bakal Kena Tegur


TASIK – Gadis belia dan berparas cantik, umumnya sangat percaya diri bila menjadi sales promotion girl. Namun bila saat beraktivitas mengenakan pakaian semlohai atau seksi (celana pendek/rok pendek), sales yang lebih populer dengan sebutan SPG itu bakal kena tegur dari aparat penegak peraturan daerah (perda).
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Haddy Riady menyampaikan hal itu kepada Radar, kemarin. Tindakan yang diambil Haddy sekaligus mengimplementasikan sosialisasi peraturan daerah (Perda) No 12 tentang Tata Nilai. ”Jangan samakan Kota Tasik dengan daerah lain,” sahutnya.
Disampaikan Haddy, baik sales atau siapa pun yang mengenakan pakaian seksi akan berbenturan dengan perda serta tidak sesuai dengan image Kota Tasik sebagai kota santri. ”Saya harap semua perusahaan yang menggunakan jasa SPG untuk menyesuaikan dengan kondisi di sini,” imbaunya.
Haddy mengancam, jika sanksi peneguran masih tak diindahkan, dirinya bakal melayangkan surat kepada perusahaan yang menggunakan jasa SPG tersebut. ”Kalau mereka tidak menuruti, maka izin usaha mereka akan kita cabut,” ujarnya.
Diakuinya, sejauh ini belum melihat secara kasat mata ada SPG yang mengenakan pakaian seksi. Meski begitu, ia mewanti-wanti agar hal itu tidak sampai dilakukan di Kota Tasikmalaya. ”Memang pernah ada, tapi ketika ditegur mereka langsung menuruti,” sahutnya.
Ditanya sejauh mana masyarakat memahami Perda No 12 tentang Tata Nilai ini, diakui Haddy belum terserap secara optimal. Karena, kata dia, masih sebatas sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat. ”Sekarang perda masih sosialisasi belum aplikasi, dan sifatnya pun deklaratif,” tuturnya.
Selain itu, sebut Haddy, belum ada aturan yang mengatur tentang sanksi bagi pelanggar Perda No 12. “Memang cukup sulit dalam penerapan sanksi, karena Kota Tasikmalaya bukan daerah otonomi khusus,” katanya. Ia mencontohkan, di Provinsi Aceh merupakan daerah otonomi khusus memberlakukan syariat Islam serta memberlakukan sanksi.
Celana dan Rok Jangan di Atas Lutut
KASAT Pol PP Haddy Riady menilai, pakaian seksi yang dimaksud adalah celana pendek atau rok mini di atas lutut. Jenis pakaian itu bila dipakai para SPG sama saja mengumbar aurat. ”Seksi itu berbagai jenis, tergantung orangnya. Yang tidak boleh itu membuka auratnya di depan umum, sesuai dengan aturan Islam,” terang dia.
Haddy mengakui, keberadaan SPG bagi perusahaan bisa mempengaruhi tingkat penjualan. Namun menurutnya bukan berarti para sales ini harus mempertontonkan aurat untuk menarik minat pembeli atau konsumen. ”Dengan keramahan dan keluwesan SPG, para konsumen bisa tertarik. Tak perlu membuka aurat,” kata dia memberikan alternatif ketimbang SPG mengenakan pakaian seksi.
Untuk itu dirinya meminta para SPG atau perusahaaan untuk menyesuaikan kondisi yang ada. Karena kewajiban memelihara dan menjaga keharmonisan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama. (kim)
Jumat, 15 Oktober 2010

sumber: radartasikmalaya.com

Superhero Dagang Rujak 50 Tahun



ASK-PASUNDAN JAYA

Tasik Babet Bandung


TASIK – Sebagai simpul di Priangan Timur, Kota Tasikmalaya memiliki pesona tersendiri bagi perusahaan besar untuk menjadikannya sebagai kota yang pas untuk menggelar kegiatan besar. Seperti yang dilakukan oleh PT Bakrie Connectivity yang menggelar launching produk layanan akses internet AHA, hari ini di Plaza Asia.
Menurut Direktur Utama Bakrie Connectivity, Erik Meijer dipilihanya Kota Tasikmalaya sebagai tempat launching AHA, karena masyarakat Kota Tasikmalaya termasuk masyarakat yang aktif dan senang mencoba hal-hal baru. Terlebih, yang berkaitan dengan dunia teknologi seperti layanan internet.
Hal tersebut diungkapkan Erik saat berkunjung ke Graha Pena Radar Tasikmalaya, Jalan SL Tobing No 99, kemarin. Erik datang bersama rombongannya, di antaranya Area Sales Manager PT Bakrie Connectivity Jawa Barat Asep Hendrawan, GM PT Bakrie Telecom Regional Jawa Barat Noor Patria Eka Putra, VP RBO PT Bakrie Telecom Indonesia Barat Freddy Gultom dan Area Head PT Bakrie Telecom Priangan Timur Asep Rukmansyah.
Kedatangan Erik bersama rombongan disambut oleh General Manager Radar Tasikmalaya Dadan Alisundana, General Manager Radar Tasik Televisi Radi Nurcahya, Wapemred Radar Tasikmalaya Ruslan Cakra, Manager Iklan dan Pemasaran Agustiana, Redaktur Pelaksana Tiko Heryanto, Bagian Even dan Promosi Muhammad Fahrur dan segenap tim redaksi Radar Tasikmalaya.
“Terlihat di jejaring sosial, baik FB (Facebook, red) atau Twitter, banyak orang Tasik yang aktif. Baik mereka yang tinggal langsung di Tasik atau yang berada di luar Kota Tasik,” ungkap Erik saat pertemuan itu.
Tak heran dari 75 kota yang dijadikan tempat untuk launching AHA, Kota Tasikmalaya menjadi kota pertama di Jawa Barat, mengalahkan Bandung. Tidak hanya itu, melihat karakteristik Kota Tasikmalaya, PT Bakrie Connectivity pun sengaja mengirimkan orang-orang terhebatnya untuk melakukan penetrasi pasar di wilayah Kota Santri ini.
Erik menerangkan, tujuannya ke Kota Tasikmalaya tidak sekadar untuk launching dan menggelar pameran produk AHA. Namun, timnya ingin mengetahui banyak apa yang menjadi kebutuhan masyarakat Kota Tasikmalaya. Khususnya kebutuhan konektivitas layanan internet.
“Dengan berkunjung ke Radar Tasikmalaya, kami berharap bisa berdiskusi banyak, apa yang menjadi kebutuhan masyarakat Kota Tasikmalaya. Dan bisa mendapatkan masukan untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan,” tuturnya.
Sementara itu paparannya, Dadan Alisundana mengungkapkan, di era otonomi daerah, memang banyak terjadi perubahan. Pun di Kota Tasikmalaya. Dicontohkannya, bila dulu di Kota Tasikmalaya tidak ada mal, kini sudah bermunculan mal. Begitu pun dengan kebutuhan akan fasilitas internet terbilang cukup besar.
Terlebih, kata dia, Kota Tasikmalaya merupakan kota kedua setelah Bandung. Dimana hal-hal yang bersifat baru, sangat mudah berkembang di kota ini.
“Kota Tasikmalaya termasuk kota ketat. Tetapi ingin maju cepat dan masyarakat cukup konsumtif. Ada tren baru, pasti selalu ingin mencoba. Tak heran produk-prosuk selular sangat cepat diterima masyarakat Tasik,” ungkap Dadan.
Ditambahkan Radi Nurcahya, pengguna internet di Tasikmalaya di Kota Tasik merata. Mulai kalangan anak-anak hingga dewasa. Bahkan trend pemanfaatan internet terlihat dari bermunculannya jasa-jasa penyewaan laptop di sejumlah pusat perbelanjaan.
“Padahal di kota lain, tidak ada laptop yang disewakan, namun di Tasik ini di mal sudah banyak jasa penyewaan. Ini menjadi tanda bahwa pengguna internet di Tasik cukup tinggi. Belum lagi bermunculannya sejumlah warnet untuk fasilitas berinternet bagi masyarakat,” ungkap Radi.
Usai sharing dengan tim harian pagi Radar Tasikmalaya, rombongan Bakrie pun langsung mengunjungi studio Radar Tasik Televisi yang akan launching dalam waktu dekat ini.
Sebelumnya, tim Bakrie Connectivity dan Bakrie Telecom menggelar press conference di Dapur Tasik Steak and Corner Plaza Asia.
Pada kesempatan tersebut, Erik didampingi Asep Hendrawan, Noor Patria Eka Putra, Freddy Gultom, Marketing & Public Relations Manager PT Bakrie Connectivity Devi Yosita serta Brand Manager PT Bakrie Connectivity Dian Nur Farida menjelaskan mengenai produk AHA.
Dijelaskan Erik, AHA adalah layanan akses internet berkecepatan tinggi berbasis jaringan CDMA (Code Division Multiple Acces) 1X-EVDO (Evolution Data Optimize) Reb A, dengan perangkat USB Modem Olive tipe VME-11 dari Bakrie Connectivity.
Dengan teknologi EVDO, kata Erik, koneksi jalur data yang terdeteksi terpisah antara jalur suara dan data. Membuat kemampuan akses data internet jelas dapat diandalkan serta mampu memberikan layanan data berkualitas bagi para pengguna internet yang menginginkan akses internet cepat tanpa gangguan.
“Kemampuan akses kecepatan AHA untuk download mencapai 1,3 Mbps dan kecepatan upload hingga 1,8 Mbps dapat memuaskan para pengguna internet dalam beraktivitas di dunia maya, dan mengakses email, browsing, chatting, blogging, web maupun berinteraksi di situs jejaring sosial masa kini,” jelas Erik.
Selain itu, Bakrie Connectivity telah berkolaborasi dengan Google b internasional. Google yang dikenal sebagai layanan pencarian web terbesar meluncurkan Google Chrome yang telah dimodifikasi secara khusus untuk AHA. “Dengan Google Chrome, browsing experience yang lebih cepat. Itu sesuai dengan visi Bakrie Connectivity. Jadi, konsumen bisa menikmati aplikasi Google Chrome dalam versi bahasa Indonesia di produk-produk Bakrie Connectivity,” jelasnya.
Ditanya mengenai sasaran produk ini, Erik mengatakan, pihaknya menyasar pengguna internet yang tidak puas dengan fasilitas internet yang ada saat ini. Tentu saja juga menyasar pelanggan yang belum pernah menggunakan internet.
“Di sini kami menawarkan produk yang berkualitas namun dengan harga terjangkau. Yakni hanya Rp 499 ribu (selama launching, red) plus gratis internet unlimited 50 hari. Kalau dibandingkan dengan paket yang kita tawarkan yang berkecepatan 3,1 Mbps dengan tarif Rp 10 ribu per hari, sama saja kita memberikan produk gratis. Karena kalau dihitung, 10 ribu dikali 50 totalnya sudah 500 ribu. Jadi sama saja pelanggan membeli paket,” ungkapnya.
Erik berharap, diluncurkannya modem AHA bisa menjawab kebutuhan konsumen, khususnya yang menginginkan internet berkecepatan tinggi namun harga murah. “Pelanggan di kota-kota lain yang sudah launching AHA, seperti Surabaya, Jogja, Solo dan Semarang, sudah mencapai ribuan. Kami harap respon di Tasik juga sama. Dan untuk besok (hari ini, red), saat launching sekaligus pameran selama tiga hari, kami sediakan 2000 unit AHA,” ungkapnya.
“Kami sarankan juga untuk konsumen yang tertarik, untuk segera membelinya. Karena kemungkinan besar kita akan membatasi jumlah pelanggan. Hal itu untuk mempertahankan kualitas produk kita dan kenyamanan pelanggan AHA,” tegasnya. (tin/qyc)
Pemutakhiran Terakhir ( Jumat, 23 Juli 2010 02:13 )


sumber: radar tasikmalaya.com

Senin, 06 Desember 2010

Hayang Kawin



ASK-PASUNDAN JAYA

Khotbah Dadakan


Harita basa minggu isuk,
loba tamu nu daratang ka tatangga nu sakontrakan,
kontrakan nu leutik jadi heurin ku ondangan,
nepi nebeng ka buruan urang,
uing bingung aya naon?
mun rek hajat pasti bebeja,ieu mah jol jol aya sugan teh aya nu kapapatenan,
teu lila ti dinya,nu karumpul gigitaran bari nyanyi seriosa & ngomong Sodara-sodara,
gunjrang genjreng sangeunahna teu mikirkeun tatangga,
acara geus rengse,
ibu2 lapor ka RT,
musawarah diayakeun,
ahirna tatangga urang dititah pindah.Asa piraku golejra ngurangan

Gerak Beuheung


Hirup teh kudu siga gerak beuheung.
Nempo ka hareup lempeng ngagaris kanu jalan nu bener.
Tungkul ka handap, kudu ningali jalma nu sahandapeun urang pikeun bereeun.
Tanggah ka luhur, kudu ningali conto jeung taat ka Pamingpin.
Ngalieuk ka kenca jeung katukang,kudu ningali nu sapantaran, kudu akur jaga babarayaan.
Ningali ka tukang,ngan saliwat tong nepikeun ka malikeun awak bisi kamalinaan ka nu geus kajadian,ditukang mah loba godaan ti setan.
Biasakeun beuheung tegak meh katempo jalan nu lempeng tur bener

Harta Karun Pajajaran


Harta Karun Pajajaran,
Ayana di Tanah Pasundan,
Aya wasiat & warisan,
Keur bangsa nu keur kalaparan,
Pada loba nu neangan,
Jumlahna loba pisan,
Bisa jadi sumber pangwangunan,
Pernah kajadian,
Mentri ngagali kuburan,
Hayang beunghar ku kakayaan,
Pajajaran siga caritaan,
Kusabab teu diasupkeun,
kana kurikulum pelajaran,
Lolobana nyaritakeun,
kerajaan nu d wetan,
Meureun hayang ngaleungitkeun Pajajaran,
Tapi anehna maranehna neangan warisan Pajajaran,
Pajajaran nu didoliman,
Kudu sabar & iman,
Taat ka Pangeran.

AFF Suzuki Cup 2010 Indonesia vs Laos 6 - 0



ASK-PASUNDAN JAYA

Indah dilihat dari Belakang



ASK-PASUNDAN JAYA

Minggu, 05 Desember 2010

Ribet


Pamuda 26 taunan,
bolak balik di rohangan,
baju rikes teu katulungan,
buukna acak acakan,
lain gelo lain edan,
eta jalma kasusahan,
mikiran pamajikan,
nu eukeur boboran,
paraji laleungitan,
rumah sakit jadi pilihan,
najan bakal loba pangaluaran,
hayang murah gratisan,
si pamuda kudu laporan,
rt/rw pangaduan,
tembusna ka kalurahan,
nguruskeun jaminan kasehatan,
gratis dina tulisan,
lain berarti jaminan,
loba nu mempermainkan,
pamuda bingung pisan,
kumaha nasib budak jeung pamajikan
pajabat mah seuseurian,

Sabtu, 04 Desember 2010

PAKUAN PUSAT KERAJAAN SUNDA


Mencari Pusat Kerajaan Sunda

Semenjak kejatuhan Pakuan yang dimasyarakat Sunda dikenal dengan istilah Burak Pajajaran, Ibukota Pajajaran seperti benar-benar hilang dan tengelam ditelan bumi. Bahkan sampai sekarang pun masih banyak yang tidak mengetahui dimana pusat pemerintahan kerajaan Sunda tersebut. Orang masih mengira bahwa pusat kerajaan Sunda adalah Bandung. Hal itu dikarenakan memang belum banyak penelitian yang dapat menyatakan secara tegas posisi Pakuan yang pernah menjadi pusat kerajaan Sunda (Pajajaran).
Beberapa penelitian pernah dilakukan namun belum dapat memberikan secara gamblang bagi masyarakat awam mengenai keberadaan Pakuan ini. Penelitian itu diantaranya adalah sebagai berikut :

A. Berita-berita VOC
Laporan tertulis pertama mengenai lokasi Pakuan diperoleh dari catatan perjalan ekspedisi pasukan VOC ("Verenigde Oost Indische Compagnie"/Perserikatan Kumpeni Hindia Timur). Perjalanan ini ditujukan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai lokasi "bekas istana" Kerajaan Pajajaran. VOC mengirimkan tiga tim ekspedisi yaitu :
a. Tahun 1687 dipimpin oleh Scipio
b. Tahun 1690 dipimpin oleh Adolf Winkler
c. Abraham van Riebeeck yang dilakukan pada 1703, 1704 dan 1709
1. Laporan Scipio
Dua catatan penting dari ekspedisi Scipio adalah:
- Catatan perjalanan antara Parung Angsana (Tanah Baru) menuju Cipaku dengan melalui Tajur, kira-kira lokasi Pabrik "Unitex" sekarang. Catatannya adalah sbb.: "Jalan dan lahan antara Parung Angsana dengan Cipaku adalah lahan yang bersih dan di sana banyak sekali pohon buah-buahan, tampaknya pernah dihuni".
- Lukisan jalan setelah ia melintasi Ciliwung. Ia mencatat "Melewati dua buah jalan dengan pohon buah-buahan yang berderet lurus dan 3 buah runtuhan parit". Dari anggota pasukannya, Scipio memperoleh penerangan bahwa semua itu peninggalan dari Raja Pajajaran.
Penemuan Scipio dilaporkan oleh Gubernur Jenderal Joanes Camphuijs kepada atasannya di Belanda. Dalam laporan yang ditulis tanggal 23 Desember 1687, ia memberitakan bahwa menurut kepercayaan penduduk, "dat hetselve paleijs en specialijck de verheven zitplaets van den getal tijgers bewaakt ent bewaart wort" (bahwa istana tersebut terutama sekali tempat duduk yang ditinggikan untuk raja "Jawa" Pajajaran sekarang masih berkabut dan dijaga serta dirawat oleh sejumlah besar harimau).
Rupanya laporan penduduk Parung Angsana ada hubungannya dengan seorang anggota ekspedisi yang diterkam harimau di dekat Cisadane pada malam tanggal 28 Agustus 1687. Diperkirakan saat itu Situs Batutulis pernah menjadi sarang harimau. Dari perjalanannya disimpulkan bahwa jejak Pajajaran yang masih bisa memberikan kesan kerajaan hanyalah "Situs Batutulis".

2. Laporan Adolf Winkler (1690).
Laporan Scipio menggugah para pimpinan VOC. Tiga tahun kemudian dibentuk kembali tim ekspedisi dipimpin oleh Kapiten Winkler. Pasukan Winkler terdiri dari 16 orang kulit putih dan 26 orang Makasar serta seorang ahli ukur.
Perjalanan ringkas ekspedisi Winkler adalah sebagai berikut :
a. Seperti Scipio, Winkler bertolak dari Kedung Halang lewat Parung Angsana (Tanah Baru) lalu ke selatan. Ia melewati jalan besar yang oleh Scipio disebut "twee lanen". Hal ini tidak bertentangan Scipio. Winkler menyebutkan jalan tersebut sejajar dengan aliran Ciliwung lalu membentuk siku-siku. Karena itu ia hanya mencatat satu jalan. Scipio menganggap jalan yang berbelok tajam ini sebagai dua jalan yang bertemu.
b. Setelah melewati sungai Jambuluwuk (Cibalok) dan melintasi "parit Pakuan yang dalam dan berdinding tegak ("de diepe dwarsgragt van Pakowang") yang tepinya membentang ke arah Ciliwung dan sampai ke jalan menuju arah tenggara 20 menit setelah arca. Sepuluh menit kemudian (pukul 10.54) sampai di lokasi kampung Tajur Agung (waktu itu sudah tidak ada). Satu menit kemudian, ia sampai ke pangkal jalan durian yang panjangnya hanya 2 menit perjalanan dengan berkuda santai.

Bila kembali ke catatan Scipio yang mengatakan bahwa jalan dan lahan antara Parung Angsana dengan Cipaku itu bersih dan di mana-mana penuh dengan pohon buah-buhan, maka dapat disimpulkan bahwa kompleks "Unitex" itu pada jaman Pajajaran merupakan "Kebun Kerajaan". Tajur adalah kata Sunda kuno yang berarti "tanam, tanaman atau kebun". Tajur Agung sama artinya dengan "Kebon Gede atau Kebun Raya". Sebagai kebun kerajaan, Tajur Agung menjadi tempat bercengkerama keluarga kerajaan. Karena itu pula penggal jalan pada bagian ini ditanami pohon durian pada kedua sisinya.
a. Dari Tajur Agung Winkler menuju ke daerah Batutulis menempuh jalan yang kelak (1709) dilalui Van Riebeeck dari arah berlawanan. Jalan ini menuju ke gerbang kota (lokasi dekat pabrik paku "Tulus Rejo" sekarang). Di situlah letak Kampung Lawang Gintung pertama sebelum pindah ke "Sekip" dan kemudian lokasi sekarang (bernama tetap Lawang Gintung). Jadi gerbang Pakuan pada sisi ini ada pada penggal jalan di Bantar Peuteuy (depan kompleks perumahan LIPI). Dulu di sana ada pohon Gintung.
b. Di Batutulis Winkler menemukan lantai atau jalan berbatu yang sangat rapi. Menurut penjelasan para pengantarnya, di situlah letak istana kerajaan ("het conincklijke huijs soude daerontrent gestaen hebben"). Setelah diukur, lantai itu membentang ke arah paseban tua. Di sana ditemukan tujuh (7) batang pohon beringin.3
c. Di dekat jalan tersebut Winkler menemukan sebuah batu besar yang dibentuk secara indah. Jalan berbatu itu terletak sebelum Winkler tiba di situs Bautulis, dan karena dari batu bertulis perjalanan dilanjutkan ke tempat arca ("Purwa Galih"), maka lokasi jalan itu harus terletak di bagian utara tempat batu bertulis (prasasti). Antara jalan berbatu dengan batu besar yang indah dihubungkan oleh "Gang Amil". Lahan di bagian utara Gang Amil ini bersambung dengan Bale Kambang (rumah terapung). Bale kambang ini adalah untuk bercengkrama raja. Contoh bale kambang yang masih utuh adalah seperti yang terdapat di bekas Pusat Kerajaan Klungkung di Bali. Dengan indikasi tersebut, lokasi keraton Pajajaran mesti terletak pada lahan yang dibatasi Jalan Batutulis (sisi barat), Gang Amil (sisi selatan), bekas parit yang sekarang dijadikan perumahan (sisi timur) dan "benteng batu" yang ditemukan Scipio sebelum sampai di tempat prasasti (sisi utara). Balekambang terletak di sebelah utara (luar) benteng itu. Pohon beringinnya mestinya berada dekat gerbang Pakuan di lokasi jembatan Bondongan sekarang.
d. Dari Gang Amil, Winkler memasuki tempat batu bertulis. Ia memberitakan bahwa "Istana Pakuan" itu dikeliligi oleh dinding dan di dalamnya ada sebuah batu berisi tulisan sebanyak 8 1/2 baris (Ia menyebut demikian karena baris ke-9 hanya berisi 6 huruf dan sepasang tanda penutup). Yang penting adalah untuk kedua batu itu Winkler menggunakan kata "stond" (berdiri). Jadi setelah terlantar selama kira-kira 110 th (sejak Pajajaran burak, bubar atau hancur, oleh pasukan Banten th 1579), batu-batu itu masih berdiri, masih tetap pada posisi semula.
e. Dari tempat prasasti, Winkler menuju ke tempat arca (umum disebut Purwakalih, 1911 Pleyte masih mencatat nama Purwa Galih). Di sana terdapat tiga buah patung yang menurut informan Pleyte adalah patung Purwa Galih, Gelap Nyawang dan Kidang Pananjung. Nama trio ini terdapat dalam Babad Pajajaran yang ditulis di Sumedang (1816) pada masa bupati Pangeran Kornel, kemudian disadur dalam bentuk pupuh 1862. Penyadur naskah babad mengetahui beberapa ciri bekas pusat kerajaan seperti juga penduduk Parung Angsana dalam tahun 1687 mengetahui hubungan antara "Kabuyutan" Batutulis dengan kerajaan Pajajaran dan Prabu Siliwangi. Menurut babad ini, "pohon campaka warna" (sekarang tinggal tunggulnya) terletak tidak jauh dari alun-alun.

3. Laporan Abraham van Riebeeck (1703, 1704, 1709).
Abraham adalah putera Joan van Riebeeck pendiri Capetown di Afrika Selatan. Penjelajahannya di daerah Bogor dan sekitarnya dilakukan dalam kedudukan sebagai pegawai tinggi VOC. Dua kali sebagai Inspektur Jenderal dan sekali sebagai Gubernur Jenderal. Kunjungan ke Pakuan tahun 1703 disertai pula oleh istrinya yang digotong dengan tandu.
- Rute perjalanan tahun 1703: Benteng - Cililitan - Tanjung - Seringsing - Pondok Cina - Depok - Pondok Pucug (Citayam) - Bojong Manggis (dekat Bojong Gede) - Kedung Halang - Parung Angsana (Tanah Baru).
- Rute perjalanan tahun 1704: Benteng - Tanah Abang - Karet - Ragunan - Seringsing - Pondok Cina dan seterusnya sama dengan rute 1703.
- Rute perjalanan tahun 1709: Benteng - Tanah Abang - Karet - Seringsing - Pondok Pucung - Bojong Manggis - Pager Wesi - Kedung Badak - Panaragan.

Berbeda dengan Scipio dan Winkler, van Riebeeck selalu datang dari arah Empang. Karena itu ia dapat mengetahui bahwa Pakuan terletak pada sebuah dataran tinggi. Hal ini tidak akan tampak oleh mereka yang memasuki Batutulis dari arah Tajur. Yang khusus dari laporan Van Riebeeck adalah ia selalu menulis tentang "de toegang" (jalan masuk) atau "de opgang" (jalan naik) ke Pakuan.
Beberapa hal yang dapat diungkapkan dari ketiga perjalanan Van Riebeeck adalah:
a. Alun-alun Empang ternyata bekas alun-alun luar pada jaman Pakuan yang dipisahkan dari benteng Pakuan dengan sebuah parit yang dalam (sekarang parit ini membentang dari Kampung Lolongok sampai Cipakancilan).
b. Tanjakan Bondongan yang sekarang, pada jaman Pakuan merupakan jalan masuk yang sempit dan mendaki sehingga hanya dapat dilalui seorang penunggang kuda atau dua orang berjalan kaki.
c. Tanah rendah di kedua tepi tanjakan Bondongan dahulu adalah parit-bawah yang terjal dan dasarnya bersambung kepada kaki benteng Pakuan, d. Jembatan Bondongan yang sekarang, dahulu merupakan pintu gerbang kota.
d. d. Di Belakang benteng Pakuan pada bagian ini terdapat parit atas yang melingkari pinggir kota Pakuan pada sisi Cisadane.
Pada kunjungn tahun 1704, di seberang "jalan" sebelah barat tempat patung "Purwa Galih" ia telah mendirikan pondok peristirahatan ("somerhuijsje") bernama "Batutulis". Nama ini kemudian melekat menjadi nama tempat di daerah sekitar prasasti tersebut.

B. Berita dari Naskah Tua
Dalam kropak (tulisan pada lontar atau daun nipah) yang diberi nomor 406 di Museum Pusat terdapat petunjuk yang mengarah kepada lokasi Pakuan. Kropak 406 sebagian telah diterbitkan khusus dengan nama Carita Parahiyangan. Dalam bagian yang belum diterbitkan (biasa disebut fragmen K 406) terdapat keterangan mengenai kisah pendirian keraton Sri Bima, Punta, Narayana Madura Suradipati.
"Di inya urut kadatwan, ku Bujangga Sedamanah ngaran Sri Kadatwan Bima Punta Narayana Madura Suradipati. Anggeus ta tuluy diprebolta ku Maharaja Tarusbawa deung Bujangga Sedamanah. Disiar ka hulu Cipakancilan. Katimu Bagawat Sunda Mayajati. Ku Bujangga Sedamanah dibaan ka hareupeun Maharaja Tarusbawa".
(Di sanalah bekas keraton yang oleh Bujangga Sedamanah diberi nama Sri Kadatuan Bima Punta Narayana Madura Suradipati. Setelah selesai [dibangun] lalu diberkati oleh Maharaja Tarusbawa dan Bujangga Sedamanah. Dicari ke hulu Cipakancilan. Ditemukanlah Bagawat Sunda Majayati. Oleh Bujangga Sedamanah dibawa ke hadapan Maharaja Tarusbawa).
Dari sumber kuno itu dapat diketahui bahwa letak keraton tidak akan terlalu jauh dari "hulu Cipakancilan". Hulu Cipakancilan terletak dekat lokasi kampung Lawang Gintung yang sekarang, sebab ke bagian hulu sungai ini disebut Ciawi. Dari naskah itu pula kita mengetahui bahwa sejak jaman Pajajaran sungai itu sudah bernama Cipakancilan. Hanyalah juru pantun kemudian menterjemahkannya menjadi Cipeucang. Dalam bahasa Sunda kuno dan Jawa kuno kata "kancil" memang berarti "peucang".

C. Hasil Penelitian
Prasasti Batutulis sudah mulai diteliti sejak tahun 1806 dengan dibuatkan "cetakan" untuk Universitas Leiden (Belanda). Upaya pembacaan pertama dilakukan oleh Friederich tahun 1853. Sampai tahun 1921 telah ada empat orang ahli yang meneliti isinya. Akan tetapi, hanya C.M. Pleyte yang mencurahkan pada lokasi Pakuan, yang lain hanya mendalami isi prasasti itu.
Hasil penelitian Pleyte dipublikasikan tahun 1911 (penelitiannya sendiri berlangsung tahun 1903). Dalam tulisannya, Het Jaartal op en Batoe-Toelis nabij Buitenzorg (Angka tahun pada Batutulis di dekat Bogor), Pleyte menjelaskan "Waar alle legenden, zoowel als de meer geloofwaardige historische berichten, het huidige dorpje Batoe-Toelis, als plaats waar eenmal Padjadjaran's koningsburcht stond, aanwijzen, kwam het er aleen nog op aan. Naar eenige preciseering in deze te trachten".
(Dalam hal legenda-legenda dan berita-berita sejarah yang lebih dipercayai menunjuk kampung Batutulis yang sekarang sebagai tempat puri kerajaan Pajajaran, masalah yang timbul tinggalah menelusuri letaknya yang tepat).
Sedikit kotradiksi dari Pleyte adalah pertama ia menunjuk kampung Batutulis sebagai lokasi keraton, akan tetapi kemudian ia meluaskan lingkaran lokasinya meliputi seluruh wilayah Kelurahan Batutulis yang sekarang. Pleyte mengidentikkan puri dengan kota kerajaan dan kadatuan Sri Bima Narayana Madura Suradipati dengan Pakuan sebagai kota.
Babad Pajajaran melukiskan bahwa Pakuan terbagi atas "Dalem Kitha" (Jero kuta) dan "Jawi Kitha" (Luar kuta). Pengertian yang tepat adalah "kota dalam" dan "kota luar". Pleyte masih menemukan benteng tanah di daerah Jero Kuta yang membentang ke arah Sukasari pada pertemuan Jalan Siliwangi dengan Jalan Batutulis.
Peneliti lain seperti Ten Dam menduga letak keraton di dekat kampung Lawang Gintung (bekas) Asrama Zeni Angkatan Darat. Suhamir dan Salmun bahkan menunjuk pada lokasi Istana Bogor yang sekarang. Namun pendapat Suhamir dan Salmun kurang ditunjang data kepurbakalaan dan sumber sejarah. Dugaannya hanya didasarkan pada anggapan bahwa "Leuwi Sipatahunan" yang termashur dalam lakon-lakon lama itu terletak pada alur Ciliwung di dalam Kebun Raya Bogor. Menurut kisah klasik, "leuwi" (lubuk) itu biasa dipakai bermandi-mandi para puteri penghuni istana. Lalu ditarik logika bahwa letak istana tentu tak jauh dari "Leuwi Sipatahunan" itu.
Pantun Bogor mengarah pada lokasi bekas Asrama Resimen "Cakrabirawa" (Kesatrian) dekat perbatasan kota. Daerah itu dikatakan bekas Tamansari kerajaan bernama "Mila Kencana". Namun hal ini juga kurang ditunjang sumber sejarah yang lebih tua. Selain itu, lokasinya terlalu berdekatan dengan kuta yang kondisi topografinya merupakan titik paling lemah untuk pertahanan Kota Pakuan. Kota Pakuan dikelilingi oleh benteng alam berupa tebing-tebing sungai yang terjal di ketiga sisinya. Hanya bagian tenggara batas kota tersebut berlahan datar. Pada bagian ini pula ditemukan sisa benteng kota yang paling besar. Penduduk Lawang Gintung yang diwawancara Pleyte menyebut sisa benteng ini "Kuta Maneuh".
Sebenarnya hampir semua peneliti berpedoman pada laporan Kapiten Winkler (kunjungan ke Batutulis 14 Juni 1690). Kunci laporan Winkler tidak pada sebuah "hoff" (istana) yang digunakan untuk situs prasasti, melainkan pada kata "paseban" dengan tujuh (7) batang beringin pada lokasi Gang Amil. Sebelum diperbaiki, Gang Amil ini memang bernuansa kuno dan pada pinggir-pinggirnya banyak ditemukan batu-batu bekas "balay" yang lama.
Panelitian lanjutan membuktian bahwa benteng Kota Pakuan meliputi daerah Lawang Saketeng yang pernah dipertanyakan Pleyte. Menurut Coolsma, Lawang Saketeng berarti "porte brisee, bewaakte in-en uitgang" (pintu gerbang lipat yang dijaga dalam dan luarnya). Kampung Lawang Saketeng tidak terletak tepat pada bekas lokasi gerbang. Benteng pada tempat ini terletak pada tepi Kampung Cincaw yang menurun terjal ke ujung lembah Cipakancilan, kemudian bersambung dengan tebing Gang Beton di sebelah Bioskop Rangga Gading. Setelah menyilang Jalan Suryakencana, membelok ke tenggara sejajar dengan jalan tersebut. Deretan pertokoan antara Jalan Suryakencana dengan Jalan Roda di bagian in sampai ke Gardu Tinggi, sebenarnya didirikan pada bekas pondasi benteng.
Selanjutnya benteng tersebut mengikuti puncak lembah Ciliwung. Deretan kios dekat simpangan Jalan Siliwangi - Jalan Batutulis juga didirikan pada bekas fondasi benteng. Di bagian ini benteng tersebut bertemu dengan benteng Kota Dalam yang membentang sampai ke Jero Kuta Wetan dan Dereded. Benteng luar berlanjut sepanjang puncak lereng Ciliwung melewati kompleks perkantoran PAM, lalu menyilang Jalan Raya Pajajaran, pada perbatasan kota, membelok lurus ke barat daya menembus Jalan Siliwangi (di sini dahulu terdapat gerbang), terus memanjang sampai Kampung Lawang Gintung.
Di Kampung Lawang Gintung, benteng ini bersambung dengan "benteng alam" yaitu puncak tebing Cipaku yang curam sampai di lokasi Stasiun Kereta Api Batutulis. Dari sini, batas Kota Pakuan membentang sepanjang jalur rel kereta api sampai di tebing Cipakancilan setelah melewati lokasi Jembatan Bondongan. Tebing Cipakancilan memisahkan "ujung benteng" dengan "benteng" pada tebing Kampung Cincaw.

Kesimpulan
Dari uraian tersebut dapat diketahui secara umum bahwa pusat kerajaan Sunda adalah berada di Kota Bogor sekarang. Bahkan bila dihubungkan dengan cerita mengenai Sunda Kalapadan Sumedang Larang, dapat kita simpulkan bahwa pusat kerajaan Sunda adalah Kota Bogor dengan pusat perekonomian nya adalah Kota Jakarta sekarang. Sedangkan Bandung merupakan daerah bentukan kolonial Belanda yang asalnya merupakan bagian dari wilayah kerajaan Sumedang.

Sumber :ti firman-raharja.blogspot.com
Maman Gantra - http://www.cikalbogor.20m.com/custom2.html
Dan berbagai sumber.

Sajarah Bojong Gede & Depok


Sejarah Bojonggede tidak terlepas dari sejarah berdirinya Kota Depok yang
terbagi dalam beberapa fase :


I. Depok pada Zaman Prasejarah
Bahwa penemuan - penemuan benda bersejarah di wilayah Kota Depok menunjukkan
bahwa Depok telah berpenghuni sejak zaman prasejarah hal ini terlihat dengan
adanya penemuan ahli sejarah, peninggalan - peninggalan benda bersejarah di
Depok dan sekitarnya antara lain Menhir " Gagang Golok", Punden berundak "Sumur
Bandung", Kapak Persegi dan Pahat Batu yang merupakan peninggalan zaman megalit
serta Paji Batu dan sejenis Beliung Batu yang merupakn zaman peninggalan
Neolit.

II. Depok pada Zaman Padjajaran

Pada akhir abad ke-15 Kerajaan Padjajaran diperintah oleh seorang raja yang
diberi gelar Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan yang lebih dikenal dengan
gelar Prabu Siliwangi.( Kerajaan Pajajaran, berkuasa sejak tahun 1482 hingga
tahun 1579). Pelantikan raja yang terkenal sebagai Sri Baduga Maharaja, menjadi
satu perhatian khusus. Pada waktu itu terkenal dengan upacara Kuwedabhakti,
dilangsungkan tanggal 3 Juni 1482. Tanggal itulah kiranya yang kemudian
ditetapkan sebagai hari Jadi Bogor yang secara resmi dikukuhkan melalui sidang
pleno DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor pada tanggal 26 Mei 1972).



Pengganti Sri Baduga Maharaja adalah Surawisesa (puteranya dari Mayang Sunda
dan juga cucu Prabu Susuktunggal). Ia dipuji oleh Carita Parahiyangan dengan
sebutan "kasuran" (perwira), "kadiran" (perkasa) dan "kuwanen" (pemberani).
Selama 14 tahun memerintah ia melakukan 15 kali pertempuran. Pujian penulis
Carita Parahiyangan memang berkaitan dengan hal ini.

Surawisesa dalam kisah tradisional lebih dikenal dengan sebutan Guru Gantangan
atau Munding Laya Dikusuma. Permaisurinya, Kinawati, berasal dari Kerajaan
Tanjung Barat yang terletak di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan, sekarang.
Kinawati adalah puteri Mental Buana, cicit Munding Kawati yang ke semuanya
penguasa di Tanjung Barat.


Baik Pakuan maupun Tanjung Barat terletak di tepi Ciliwung. Diantara dua
kerajaan ini terdapat beberapa kerajaan kecil yang berada di bawah kekuasaan
Kerajaan Padjajaran diantarnya adalah Kerajaan Muara Beres di Desa Karadenan
(dahulu Kawung Pandak). Ini sangat penting artinya pada zaman Padjajaran karena
sampai Karadenan terbentang benteng yang sangat kuat sehingga mampu bertahan
terhadap serangan pasukan Jayakarta yang di bantu oleh Demak, Cirebon dan
Banten.
Di Muara Beres ini bertemu silang jalan dari Pakuan ke Tanjung Barat terus ke
Pelabuhan Kalapa dengan jalan dari Banten ke daerah Karawang dan Cianjur. Kota
pelabuhan sungai ini jaman dahulu merupakan titik silang. Menurut Catatan VOC
tempat ini terletak 11/2 perjalanan dari Muara Ciliwung dan disebut jalan
Banten lama (oude Bantamsche weg)].


Depok berjarak ± 13 kilometer sebelah utara Muaraberes jadi wajar apabila Depok
dijadikan front terdepan buat tentara Jayakarta pada waktu berperang dengan
Padjajaran.

Hal tersebut dapat dibuktikan dengan :


1. Masih terdapatnya nama - nama Kampung/Desa yang menggunakan bahasa Sunda
antara lain Parung Serang, Parung Belimbing , Parung Malela, Parung Bingung ,
Cisalak, Karang Anyar dan lain - lainnya.
2. Di desa Nangerang dan Kawung Pundak sampai sekarang masyarakatnya masih
mengunakan bahasa sunda dalam pergaulan sehari - hari.
3. Dr. NJ Krom pernah menemukan cincin emas kuno peninggalan zaman Padjajaran
di Nangela, cincin emas tersebut sekarang tersimpan di museum Jakarta.
4. Pada tahun 1709 Abraham Van Riebeeck telah menemukan sebuah benteng kuno
peninggalan kerajaan Padjajaran di Karadenan.
5. Di rumah penduduk Kawung Pundak sampai sekarang masih ditemukan senjata -
senjata kuno peninggalan zaman Padjajaran. Senjata - senjata ini mereka terima
secara turun - temurun.


III. Depok Pada Zaman Islam

Pengaruh Islam di Depok diperkirakan ada sekitar tahun 1527 dan masuknya agama
islam di Depok bersamaan dengan perlawanan Banten terhadap VOC yang pada waktu
itu berkedudukan di Batavia. Hubungan Banten dan Cirebon setelah Jayakarta
direbut VOC harus melalui jalan darat, sebagai jalan pintas yang terdekat yaitu
melalui Depok . Karena itu tidaklah mengherankan kalau di Depok dan Sawangan
banyak peninggalan - peninggalan tentara Banten. Hal ini terbukti dengan adanya
peninggalan - peninggalan berupa :


1. Antara Perumnas Depok I dan Depok Utara terdapat tempat yang disebut Kramat
Beji, disekitar tempat tersebut terdapat 7 buah sumur yang berdimeter ± 1 meter
dan dibawah pohon beringin terdapat sebuah bangunan kecil yang selalu terkunci,
didalam bangunan terdapat banyak sekali senjata kuno yaitu keris, tombak dan
golok. Dari peninggalan tersebut dapatlah disimpulkan bahwa orang - orang yang
tinggal di daerah tersebut bukanlah petani tetapi tentara pada jamannya.
Menurut keterangan Kuncen Kramat Beji yang disampaikan secara turun - temurun
bahwa di tempat ini sering diadakan pertemuan antara Banten dan Cirebon, jadi
senjata tersebut merupakan peninggalan tentara Banten waktu melawan VOC dan
ditempat semacam ini biasanya diadakan latihan bela diri dan pendidikan agama
yuang sering disebut padepokan, jadi nama Depok kemungkinan besar dari
Padepokan Beji.


2. Di Kawung Pandak (Karadenan) terdapat masjid kuno, Masjid ini merupakan
Masjid pertama di Bogor. Bentuk Masjid ini masih sesuai dengan bentuk aslinya
walaupun telah beberapa kali direnovasi. Menurut keterangan pengurus masjid ini
dibangun oleh Raden Safe'i cucu Pangeran Sangiang, Pangeran Sangiang ini dalam
sejarah bergelar Prabu Surawisesa. Ia pernah menjadi Raja Mandala di
Muararebes. Di rumah - rumah penduduk disekitar Masjid ini masih terdapat
senjata - senjata peninggalan zaman Padjajaran, juga terdapat beberapa buah
kujang. Jadi Masjid dibangun oleh tentara Padjajaran yang masuk Islam kurang
lebih sekitar tahun 1550. Lokasi Masjid ini dengan Bojonggede hanya terhalang
oleh sungai Ciliwung. Jadi pengaruh Islam masuk di Bojonggede sudah cukup lama.


3. Di Bojonggede terdapat makan Ratu Anti, nama sebenarnya Ratu Maemunah
seorang prajurit Banten yang berjuang melawan tentara Padjajaran di Kedungjiwa.
Setelah perang selesai suaminya (Raden Pakpak) menyebarkan agama Islam di
Priangan sedangkan Ratu Anti sendiri menetap di Bojonggede sampai meninggal.
Ratu Anti salah seorang yang menyebarkan agama Islam di Bojonggede.



Dikutip ti: Indra Gunawan

Label: Bojonggede, Sejarah

Calon Orang Soleh



ASK-PASUNDAN JAYA

Langit Peuting


Langit biru caang keur beurang.
Ngadadak poek mongkleng hideung.
Saringenge geus ka kulonkeun.
Bentang-bentang barijil nyaangan langit.
Ngahias bulan nu koneng kacaangan saringenge ditukangeunana.
Endah pisan matak teu serab kana panon.
Matak mawa katengtreman ati nu keur beurang ngagolak ku ramena dunya.
Kadang sok katingali bentang murag nu ngabuntut seuneu jiga kembang api nu mulasan langit hideung.
Kadang ti jauh sok aya bentang koneng nu rada gede nembongan.
Mun ningali langit peuting,kacida agungna Pangeran.

Kolot


Kamari mah aya keneh,
kungsi nyaritakeun jaman Walanda jeung Jepang.
Anjeunna pernah ngajarkeun basa Walanda jeung Jepang.
Ayeuna tinggal panineungan.
Nini kuring parantos diabsen ku Pangeran.
Jauh ti eta aki & nini ti Bapa tos mangkat.
Kamarina Ua,Bibi,Mamang,Kapilanceuk tos ngahiji jeung Bumi.
Masih jelas raut wajahna,sora seurina.
Ayeuna nu aya ngan tinggal nu ngora.
Nu masih diajar hirup di dunya.
Kolot loba ngajarkeun urang meh jadi jalma nu mangpaat keur dunya aherat.
Meumpeung aya kolot,bagjakeun ayeuna!

Jumat, 03 Desember 2010

DBOZEG BEN EDUN - AYA NAON NELEPON



ASK-PASUNDAN JAYA

KACAPI SULING PALEMBANG



ASK-PASUNDAN JAYA

Peterpan - Ku Katakan Dengan Indah



ASK-PASUNDAN JAYA

Puasa


harita basa urang keur kelas dua

keur resep-resepna puasa

poe eta urang kabeurangan

pedah keur beurang jalan-jalan

hudang geus jam lima

saur teu kalaksana

kuring tetep hayang puasa

tapi hayang saur heula

nawaetu saur jam lima

ngan ke buka bada isa

da telat sajam lilana

dasar pamikiran budak

adan magrib geus disada

kuring tetep can buka

da saur jam lima

kolot nitah buka

tapi kuring puasa nepi adan isa

pas ngong isa

karek kuring buka puasa

nikmatna puasa

najan nyieun aturan nyalira

Naon Nya???


Diteuteup matak resep
Dipelong matak bengong
Dilirik hayang merik
Ditempo hayang nyoo
Dibelay matak ngacay
Dielus meni halus
Diragap matak calangap
Dipeluk matak teu ngeluk
Dibuka matak kabita
Diccekel meni busekel
Diome kacida rame
Dicium meni harum
Disedot matak teu peot
Dicolok matak olohok
Disemprot matak kumpat kempot
Diletak meni enak.