Nu Tos Ningal Ieu Blog

Selasa, 21 Desember 2010

Doel Sumbang VS Iwan Fals

Doel Sumbang, seniman mumpuni dalam ranah musik tanah air dan tanah Pasundan. Seniman musik ini terkenal dengan lagu-lagunya, baik yang berbahasa Indonesia ataupun berbahasa Sunda. Pemilik nama asli Wahyu Affandi ini muncul dalam kancah musik Indonesia sekitar tahun 1980-an. Karakter lagunya dengan pengucapan lagu tak lazim serta kritik sosial atau penggambaran sosial yang lebih "membumi". Tidak heran jika lagu-lagunya tetap dikenal hingga kini.

Doel Sumbang lahir dan dibesarkan dalam keluarga santri. Ayahnya adalah mubalig di Kota Bandung yang dikenal dengan "Abah Kabayan". Sejak SMP ia telah belajar musik dan teater dari Remy Sylado. Lagu-lagunya sarat dengan kritik sosial. Hal ini menarik seorang produser, Handoko Kusumo, hingga bersedia merekam karya-karya Kang Doel. Ia pun yang memberi nama "Soembang" hingga sekarang dikenal dengan nama Doel Sumbang. "Sumbang" di sini bisa dimaknai sebagai suara kritik, terhadap sistem maupun budaya yak-lirik jenaka namun mengandung kritikan yang cerdas, seperti dalam lagu-lagunya: Aku si raja goda, Suparti, Martini, Sakit Jiwa, dsb. Misalnya, dalam lagu Aku, Tikus, dan Kucing berikut ini; bagaimana Kang Doel menyentil sosok gadis zaman sekarang hingga kondisi Kota Bandung, tempat ia lahir dan dibesarkan.



Tapi, lagu-lagu Doel Sumbang pun tidak hanya berkutat dalam ranah kritik/kondisi sosial. Ia pun bisa menyajikan lirik cinta yang berkelindan manis dengan makna kehidupan manusia, seperti dalam lagu Arti Kehidupan. Tidak hanya di tingkat Nasional, lagu-lagu Kang Doel dikenal dalam lagu-lagu berbahasa Sunda. Baraya penikmat lagu Sunda pasti sudah tidak asing lagi dengan lagu: Pangandaran, Bulan Batu Hiu, Ah Hoream, Ai, Awewe Sapi Daging, Beurit, Ceu Romlah, Sumedang, Jol, dll.

Begitulah sosok Doel Sumbang, ia seakan tidak habis kreativitas dalam bermusik. Lagu-lagu dalam bahasa Sunda yang diciptakannya tetap banyak yang berciri kritikan sosial, seperti Polisi Noban, Ema, Lalaki, Mang Darman, Berenyit, dll. Lagu-lagu dalam basa Sunda hasil karya pria kelahiran 16 Mei 1963 ini bahkan booming saat euforia Reformasi 1998. Selain itu, karya-karya lagunya pun kerap dinyanyikan oleh penyanyi Sunda lain, seperti Darso dan Nining Meida. Doel ada sosok fenomenal dari Tanah Pasundan yang terus berkarya dalam segala kondisi zaman.



Iwan Fals yang memiliki nama lengkap Virgiawan Listianto adalah penyanyi balada yang telah menjadi legenda di Indonesia. Lagu-lagunya konsisten mengangkat persoalan sosial dan meneropong kaum pingiran yang dekat dengannya. Sehingga lagu-lagunya ini banyak bermakna kritik yang berdampak ‘cekal’ baginya di masa Orde Baru.
Iwan fals lahir di Jakarta, 3 September 1961 yang pernah menjadi kolumnis beberapa tabloid olah raga ini, menjadi icon jalanan, yang lagu-lagunya kerap dibawakan para pengamen.
Hingga kini Iwan fals tetap produktif berkarya dan album terakhirnya, Manusia Setengah Dewa dirilis 2005 lalu.
Sementara iru, perkawinanya dengan Rosanna (Mbak Yos) yang sekaligus menjadi manajernya ini, dikaruniai tiga anak, Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani.

Kita bedah kedua maestro musik ini :
1. Doel dan Iwan sama-sama penyanyi dengan vokal yang bagus
2. Doel dan Iwan sama-sama pencipta lagu
3. Doel dan Iwan sama-sama pencipta lagu balada (kritik sosial)
4. Doel pencipta lagu daerah (Sunda)
5. Doel pencipta lagu realigi (contoh : Duriat Madinah)

Jadi, pemenangnya adalah Doel Sumbang dengan skor 5-3

Tidak ada komentar: