Nu Tos Ningal Ieu Blog

Rabu, 22 September 2010

Cibatu Kasohor, Garut Kakoncara (Baheula???)


Jejak Charlie Chaplin di Stasiun Cibatu, Garut, Indonesia.



Charlie Chaplin, komedian bintang Hollywood, Amerika Serikat, dua kali menjejakkan kakinya di Stasiun Cibatu, Garut, Indonesia. Pria berkumis petak itu, pada masa jayanya di layar hitam putih, memang mengunjungi Garut, yaitu pada tahun 1927 dan 1933.

Untuk apa ? ya berlibur. Sekedar mengingat, Garut dengan nuansa pegunungannya pernah dijuluki “Swiss van Java”.



Pada kunjungan pertama, Chaplin diteman aktris Kanada pemenang Oscar, Mary Pickford. Sementara pada kunjungan kedua, ia ditemani oleh sang istri, Paulette Goddard, pemeran utama perempuan dalam film Modern Times dan The Great Dictator 2.

Selain Chaplin, tokoh lain yang pernah menjejakkan kaki di Stasiun Cibatu adalah Perdana Menteri Prancis, Georges Clemenceau, pada tahun 1930-an.

Beliau adalah pendiri koran Lo Justice (1880), L’Aurore (1897) dan L’Homme Libre (1913) sekaligus penulis politik terkemuka. Clemenceau menjadi perdana menteri dalam dua periode, yaitu 1906-1909 dan 1917-1920.

Dalam buku Seabad Grand Hotel Preanger 1897-1997, Haryono Kunto menulis, tahun 1935-1940 setiap hari di stasiun Cibatu diparkir selusin taksi dan limousine milik hotel-hotel di Garut, di antaranya Hotel Papandayan, Villa Dolce, Hotel Belvedere, Hotel Van Hengel, Hotel Bagendit, Villa Pautine, dan Hotel Grand Ngamplang.

Garut memang indah, dikelilingi Gunung Papandayan, Cikuray dan Guntur. Terdapat pula situ dan Candi Cangkuang, Situ Bagendit, serta pemandian-pemandian air panas.

Tak jauh dari Stasiun Cibatu juga terdapat Masjid Mbah Wali di kampung Pasantren Tengah, Cibluk, dan Makam Syekh Ja’far Sidiq di Cipareuan, Cibluk untuk wisata ziarah.

Pada tahun 1946, kereta luar biasa Presiden Sukarno dan wakil presiden Muhammad Hatta juga transit saat mengantarkan mereka ke Garut dengan ditemani Ibu Fatmawati dan Rachmi Hatta.

Saat itu, selain jalur rel barat-timur yang kini masih beroperasi, jalur rel dari Stasiun Cibatu-Garut-Cikajang (ke arah Garut selatan) juga masih aktif. Jalur ke Cikajang inilah yang menjadi favorit wisatawan, dengan lima jadwal keberangkatan kereta lokomotif setiap hari.

Bicara soal lokomotif uap, Stasiun Cibatu juga pernah menjadi salah satu depo lokomotif uap terbesar di Jawa-Sumatera sebelum ditutup tahun 1983.

Rumah-rumah tua dengan daun-daun jendela yang lebar dan langit-langit yang tinggi di sekitar kini adalah saksi bisu dari kejayaan Stasiun Cibatu.



Posted on September 5, 2010 by duanuansa

ASK-PASUNDAN JAYA

Tidak ada komentar: