Nu Tos Ningal Ieu Blog

Selasa, 09 November 2010

Tugu Kujang (Dayeuh Pajajaran)




BOGOR- Ritual pencucian Tugu Kujang di Bogor, Jawa Barat, pada siang ini diwarnai insiden kesurupan yang menimpa salah seorang peserta acara. Tugu Kujang sendiri dikenal sebagai simbol perjuangan warga Bogor.

Ritual pencucian atau yang lebih dikenal dengan ngumbah digelar kelompok pecinta alam mahasiswa Sunda atau Damas dengan dibantu pasukan TNI. Di tengah-tengah rangkaian acara, salah seorang mahasiswa pencinta alam kerasukan dan akhirnya pingsan, Jumat (28/5/2010).

Rencananya acara ngumbah Tugu Kujang dilaksanakan mulai hari ini hingga tiga hari ke depan. Ritual ngumbah dilakukan tiap tahun terhadap tugu yang terletak di Jalan Raya Pajajaran, Kota Bogor. Biasanya acara digelar berdekatan dengan rangkaian kegiatan menyambut hari jadi Kota Bogor.

Pencucian tugu setinggi 25 meter tersebut dilakukan dengan cara dipanjat dan setiap bagian temboknya disemprot dengan cairan pembersih lalu dan dilap dengan kain pel. Tujuan kegiatan ini tidak lain untuk menjaga kelestarian Tugu Kujang yang sudah dimakan usia. Apalagi lokasi Tugu Kujang yang berstatus cagar budaya itu berada tengah-tengah jalur lalu lintas padat kendaraan yakni di simpang tiga jalan raya Pajajaran-Otista-Baranangsiang.

“Berdasarkan sejarahnya Tugu Kujang ini didirikan untuk menghormati peresmian Ibukota Pakuan dari Kerajaan Pajajaran. Senjata Kujang ini merupakan senjata rakyat dan panji kebesaran berlekuk tujuh dengan tiga lubang di bagian pinggir serta satu lubang di bagian tengah,” terang Cecep, panitia acara ngumbah Tugu Kujang di Bogor, Jumat (28/5/2010).

Sebelum acara pencucian digelar, terlebih dulu dilakukan ritual penyerahahan senjata Kujang dari perwakilan Pemerintah Kota Bogor kepada para pemajat. Warga Bogor menyakini keberadaan Tugu Kujang bukan hanya sebagai monumen, tapi juga sebagai tempat sakral.

“Tujuan lain dari pendirian tugu ini ialah sebagai pengganti monumen kota dari tugu pengembalian Kota Bogor dari tangan penguasa Inggris ke tangan Belanda pada tahun 1836 yang dulu terletak di pertigaan Jalan Ahmad Yani-Sudirman atau air mancur,” terangnya.

Adapun monumen ini berdiri di atas tanah berukuran 26 x 23 meter dengan
bangunan setinggi 17 meter dan bagian senjata kujangnya setinggi 6 meter terbuat dari stainles steel berlapiskan perunggu dan kuningan.

dikutip ti: okezone.com

Tidak ada komentar: