Nu Tos Ningal Ieu Blog

Kamis, 11 November 2010

Radar Tasikmalaya TV


ASK-PASUNDAN JAYA

SEPERTI berhitung. Dimulai angka 1, 2,... lanjut ke angka berikutnya. Kami juga demikian. Awalnya hanya ngagugulung koran Radar Tasikmalaya, lalu koran Sumedang Ekspres. Kini menjelang akhir tahun 2010 bertambah satu tantangan: Radar Tasikmalaya Televisi. Atau sebutan pemirsa lebih akrab Radar TV.
Begitulah kami menyikapi hidup. Berupaya tidak puas. Belajar tanggap mengikuti perubahan jaman. Berkarya, berkarya, terus berkarya. Radar TV adalah karya yang kami gagas dan dedikasikan untuk kita. Warga Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, dan Kota Banjar.
Hari ini, tepat pada hitungan angka 8 bulan 11, tahun 2010, siaran Radar TV kami mantapkan resmi mengudara. Dua bulan terakhir siaran percobaan memang sudah bisa pemiarsa nikmati. Responnya membuat semangat kami semakin bergelora. Lihat saja SMS di koran kebanggaan kita semua: Harian Radar Tasikmalaya. Harus rela membagi satu setengah halamannya hanya untuk mengakomodir SMS tentang Radar TV.
Radar TV hari ini menunaikan takdir perjalananannya: memulai siaran. Pemirsa memang belum bisa 24 jam menikmati tayangan Radar TV. Kami baru memakai empat jam per hari. Diawali pukul 16.00 sampai pukul 20.00. Plus siaran ulang pagi hari. Lebih jelasnya bisa ditonton di televisi anda. Search saja di chanel 56 UHF. ***
Mengenai televisi, awal tahun 80-an, Saya punya kenangan. Suatu hari tak lama setelah listrik masuk desa, bapak membeli sebuah pesawat televisi. Sekalipun tampilannya masih hitam putih, sudah ”wah” untuk ukuran masa itu. Jadilah rumah orangtua Saya pusat keramaian baru di kampung. Siang sampai malam tak pernah sepi dari tetangga yang numpang nonton. Walau siarannya belum ada pilihan –baru ada siaran televisi pemerintah. Tapi buat urang lembur sudah luar biasa.
Bagi Saya yang kanak-kanak, siaran hari Minggu paling dinanti. Bukan saja tontonannya yang menarik, tapi suasana rumah yang jadi sangat ramai. Puluhan teman-teman sebaya—ada yang dari tetangga kampung – dari pagi sudah datang mau ikut nonton. Karena banyak, kursi disingkirkan. Digelarlah tikar, kami duduk manis berderet di lantai. Ibu pun kadang menghidangkan makanan ala kampung. Ada seupan sampeu (rebus singkong), goreng raginang, opak, pisang. Pokoknya makanan yang ada saat itu.
Film boneka si Unyil, dan film kisah peperangan tentara barat (kalau tidak salah tentara Amerika) termasuk tontonan favorit. Dua film itu berbeda. Si Unyil gambaran keseharian masyarakat Indonesia. Sarat pesan pendidikan adab dan adat Indonesia. Sementara film perang barat itu, Saya dan teman-teman memahami sangat hitam-putih: Jagoan vs Penjahat. Tapi dari dua tontonan itu, film perang begitu kuat pengaruhnya buat imajinasi kanak-kanak kami yang laki-laki. Usai nonton, imajinasi langsung disalurkan. Bermain perang-perangan. Praktik adu taktik dan strategi gaya bocah. Targetnya simpel. Menang sebagai jagoan!
Waktu bergerak. Jaman berubah. Teknologi makin berkembang. Begitu juga dunia televisi. Bukan saja fisik televisi hitam-putih tersisih produk baru yang lebih modern. Kini jumlah stasiun siarannya sudah banyak. Puluhan siaran televisi swasta nasional mengudara. Nontonnya juga bisa lebih nyaman. Kanak-kanak sekarang tidak perlu ramai-ramai nonton di rumah tetangga. Kini hampir setiap rumah memiliki televisi. Tak cukup begitu. Ada yang melengkapinya untuk fasilitas di mobil keluargaa/dinas. Via telepon selular juga sudah tersedia fitur televisi. Begitulah televisi. Siarannya siap menerpa siapa saja dengan begitu mudah.
***
Mengelola TV memang punya sisi rumit berbeda dari koran. Bukan hanya secara fisik yang padat modal serta padat SDM. Tapi efek dari isi siarannya. Saya tidak harus mengurai bagaimana efek itu. Toh sudah banyak yang mengulas jauh lebih cerdas dan jelas. Lebih pakar dan ahli dari Saya. Saat ini yang penting bagi kami, bagaimana Radar TV bisa menjadi tontonan berkualitas. Berimbas positif bagi kemajuan masyarakat yang berada di Tasikmalaya, Ciamis, Banjar. Tentunya, ini tidak bisa dilakukan oleh Radar TV sendirian. Harus sama-sama. Sesuai motto Hadir Untuk Semua, mari kita bergandengan tangan, hati, pikiran, dan tindakan positif untuk kemajuan bersama. Kemajuan daerah kita tercinta. Selamat menonton!

Tidak ada komentar: